View Full Version
Kamis, 25 Jun 2015

Umat Islam Xinjiang Dilarang Puasa, Aktivis Aceh: Umat Islam Harus Boikot Produk Cina

BANDA ACEH (voa-islam.com) - Pemerintah propinsi Xinjiang di Tiongkok (Cina) telah melarang umat Islam di Uighur beribadah, terutama berpuasa di bulan Tamadhan tahun 1436 H ini. Penindasan terhadap umat Islam tersebut harus dicegah oleh umat Islam di negeri lain seperti Indonesia yang merupakan negara berpenduduknya umat Islam terbanyak.

Aktivis kebudayaan, Thayeb Loh Angen, di Banda Aceh, 24/6/2015, mengatakan, bangsa Tiongkok telah memperlihatkan penjajahan di zaman modern yang sebelumnya dibuat oleh Barat. Thayeb menegaskan pelarangan beribadat menurut agama adalah perbuatan primitif yang menindas dan melanggar HAM (Hak Asasi Manusia).

“Untuk membantu saudara kita di Uighur, hentikanlah membeli produk dari Tiongkok. Abaikan barang-barang buatan meraka. Juga, jangan membeli pada penjual yang berbangsa Tiongkok sampai mereka menghormati umat Islam di Uighur,” kata Thayeb.

Menurut Thayeb, pemerintah komunis Tiongkok yang memakai sistem ekonomi kapitalis bergantung pada pasar dunia. Barang-barang mereka, kata Thayeb, memenuhi pasar-pasar di Indonesia yang penduduknya banyak Islam.

“Kalau kita menghentikan mengirim uang ke Cina dengan membeli produk mereka atau membeli pada entik mereka yang menjual di sini, maka pemerintah mereka di propinsi Xinjiang akan mencabut larangan itu karena akan merugikan mereka secara ekonomi."

Persaudaraan kemanusiaan antara agama, menurut Thayeb, harus dikuatkan lagi sehingga peradaban di bumi ini seimbang. Penulis ini mengatakan, rasa persaudaraan sesama Islam harus ditingkatkan supaya umat lain segan lagi pada Islam.

“Kalau Cina menjajah umat Islam atau umat beragama selain dari keyakinan pejabat negaranya, maka filsafat Kong Huchu dan semua ilmu pengetahuan dari Cina itu hanyalah bualan. Islam agama yang paling banyakpenganut di bumi saat ini. Orang Islam di Indonesia harus memboikot produk Cina. Perlihatkan pada mereka bahwa kita masih ada,” tegas Thayeb. [tla/adivammar/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version