JAKARTA (voa-islam.com)- Nur Ikhwan Abadi, salah satu relawan dan juga koordinator pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza mengatakan, terealisasinya rumah sakit di Gaza karena relawan atau warga Indonesia di sana bersikap netral terhadap kisruh politik yang acapkali tidak mencair. Misalnya saja antara faksi satu dengan faksi lainnya.
Bahkan mereka menitipkan salam untuk kita, rakyat Indonesia karena mampu berdiri netral di antara faksi-faksi yang ada. Sehingga Rumah Sakit Indonesia di Gaza mampu selesai dibangun,” kenangnya saat ia menceritakan pengalamannya di sana.
Ikhwan yang dikenal mampu melakukan lobi-lobi politik ini juga mengatakan, serasa masih tidak percaya dengan apa yang bangsa Indonesia lakukan untuk Gaza, Palestina. Padahal, menurutnya lingkungan di sana tidak jauh dari medan konflik yang suatu waktu dapat berkecamuk kembali. Dan benarlah Israel menyerang.
Ia, lanjutnya, misalkan saja pada tahun pertama, tepatnya pada tahun 2012, proses pembangunan rumah sakit itu sempat dilanda serangan Israel ke tanah Gaza. Bahkan pada saat itu ia menanyakan kepada relawan lainnya untuk tetap lanjutkan proses rumah sakit ini atau kembali ke Tanah Air.
“Akhirnya kita lanjutkan ketika Israel menginvasi Gaza pada tahun 2012. Dan akhirnya kita para relawan bertahan di dekat rumah sakit selama kurang lebih 51 hari,” ucapnya sambil berkaca-kaca.
Padahal pada waktu itu ia dan relawan lainnya baru saja tiba seminggu. Akhirnya, perjuangan yang ia sebut sebagai “mimpi di tengah hari” ini tercipta karena kehendak Allah SWT.
Ia, segenap relawan, rakyat dan tokoh Gazapada akhirnya menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak terkait, termasuk pula para donatur. Ikhwan sendiri berada di Gaza dari tahun 2010 hingga 2015. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)