View Full Version
Selasa, 30 Jun 2015

Mukhoyyamul Qur-an Ramadhan Boyolali Persiapkan Generasi Penghafal Qur-an

BOYOLALI (Voa-Islam) - Momen fastabiqul khairat pada bulan ramadhan dimanfaaatkan oleh Pondok Pesantren Al Fatah Gejugan dan Dewan Dakwah Islamiyyah Indonesia Jawa Tengah dengan mengadakan acara, “Mukhoyyamul Qur’an Ramadhan” angkatan ke-2 di komplek Ponpes Al Fatah Gejugan, Rt 09/ Rw 02, Ngaglik, Sambi, Boyolali.

Dengan mengusung tema sebulan menghafal Al-Quran, acara yang memang sudah diadakan semenjak tahun kemarin ini sukses menjaring 25 peserta putra dan 38 peserta putri.

Para peserta yang rata-rata berusia belia tersebut berdatangan dari beberapa kota/provinsi di Indonesia seperti Klaten, Riau, Nias, Lampung dan Sapeken Madura.

Dimulai pada selasa, 16 Juni 2015, acara yang membagi pesertanya sesuai kemampuan menghafal menjadi kelompok shighor dan kibar tersebut menargetkan para peserta mampu menghafal Al-Qur’an dengan sempurna atau minimal 5 juz dalam waktu 28 hari. Sehingga, acara ini dijadwalkan akan ditutup pada selasa, 14 Juli 2015 mendatang.

Peserta acara diberi jadwal yang padat setiap harinya, rutinitas keseharian mereka difokuskan untuk menghafal Al Qur’an. Dimulai dari pukul 02.30 dini hari hingga pukul 22.00, peserta diwajibkan untuk mengikuti 7 halaqoh tahfizh.

... Beliau menegaskan kepada para peserta untuk tidak takut menjadi berbeda dengan kebanyakan orang yang lebih mementingkan dunia daripada akhirat. Karena menjadi penghafal Al Qur’an adalah kenikmatan yang tidak bisa didapatkan kebanyakan orang ...

Dalam sehari mereka wajib menyetorkan hafalan baru kepada pengampu tahfizh yang didatangkan dari Pondok Pesantren Al Fatah Gejugan sendiri maupun beberapa alumnus pondok tahfizh lainnya seperti Ponpes Al Muslimun Magetan dan Ma’had Aly Fatimah Az Zahra Magetan.

Rata-rata peserta mampu menyetorkan 3-5 lembar hafalan baru setiap harinya. Buah keberhasilan dari program menghafal Al Qur’an ini mulai nampak pada Jum’at, 26 Juni 2015.

Seorang peserta bernama Mahfuzh Ihsanudin (14 tahun) telah mampu menyelesaikan hafalan Al Qur’an 30 Juz dengan kecepatan menghafal 1,2 Juz perharinya.

Disela-sela kesibukan para peserta dalam menghafal Al Qur’an, panitia menyediakan waktu untuk pemberian motivasi sebagai upaya menjaga semangat dan kegigihan mereka dalam menghafal.

Beberapa ustadz seperti Ust. Aris Munandar Al Fatah, Dr. Rasyid Ridho (Mudir Ma’had Baitul Qur’an Wonogiri), dan Ust. Hafzin bergantian bertindak sebagai motivator.

Di sebuah kesempatan, Ust. Aris Munandar menyuruh peserta menulis kutipan muqoddimah kitab tafsir Fi Zhilalil Qur’an:

الحياة تحت ظلال القرأن نعمة لا يعلمها إلا من ذاقها

“Kehidupan di bawah naungan Qur’an adalah kenikmatan yang tidak bisa diketahui oleh siapa pun kecuali yang merasakannya.”

Beliau menegaskan kepada para peserta untuk tidak takut menjadi berbeda dengan kebanyakan orang yang lebih mementingkan dunia daripada akhirat. Karena menjadi penghafal Al Qur’an adalah kenikmatan yang tidak bisa didapatkan kebanyakan orang.

Setelah mendengar motivasi tersebut, terlihat antusias peserta nampak meningkat. Suara-suara mereka lantang mengulang-ulang ayat yang mereka hafal. Waktu istirahat mereka potong untuk menambah hafalan baru. Sepertinya, generasi Qur’ani mulai bangkit kembali. Sudah siapkah kita menjadi bagian dari generasi ini? (AF/Zahra QA/voa-islam.com)

 

latestnews

View Full Version