JAKARTA (voa-islam.com) - Sekretaris Jenderal PAHAM Indonesia mengutuk keras penyerangan dan pembakaran masjid yang terjadi di Distrik Karubaga, Tolikara, Papua. Tindakan tersebut dipandang sebagai bentuk teror terhadap ummat Islam yang sedang menjalankan ibadah.
"Yang kami dengar jamaah lari berlindung di Koramil 1702, mereka ketakutan karena diserang saat menjalankan shalat Idul Fitri, kemudian masjid dan kios mereka dibakar. Sepertinya negara tidak memberikan perlindungan kepada ummat Islam saat menjalankan ibadah, coba bandingkan saja, bila natal puluhan ribu personel kepolisian selalu disiagakan", papar pengacara publik dari PAHAM Indonesia tersebut.
Untuk menjaga stabilitas keamanan, menurut Rozaq Asyhari pihak kepolisiaan perlu segera melakukan patroli dan mengamankan lokasi.
"Apabila diperlukan, Kapolda Papua bisa minta bantuan Kodam XVII Cenderawasih untuk penempatan personel. Selain itu harus ditindaklanjuti dengan penegakan hukum, jangan terkesan ada pembiaran. Aparat kepolisian harus mengusut tuntas pelaku pembakaran masjid, termasuk bila ada indikasi bila penyerangan tersebut direncanakan oleh pihak-pihak tertentu, karena sempat tersebar selebaran pelaarangan ibadah oleh kelompok tertentu", terang kandidat Doktor dari Fakultas Hukum UI tersebut.
Lebih lanjut Rozaq Asyhari meminta agar aparat inteljen dari BIN turut menelisik persoalan ini.
"Di media sosial kan tersebar informasi bahwa kelompok pembakar masjid tersebut memiliki kerja sama dengan Israel. Oleh karenanya, BIN perlu melakukan penelusuran mengenai kemungkinan pengaruh atau keterlibatan Israel dalam persoalan ini. Kemudian masyarakat dapat diberikan informasi yang benar berkaitan dengan informasi tersebut", tukas aktifis HAM tersebut. [syahid/voa-islam.com]