View Full Version
Senin, 03 Aug 2015

Untuk Dakwah, Alfian Tandjung Ajak Umat Islam Tidak Netral Melihat Kasus Tolikara

JAKARTA (voa-islam.com)- Dua pekan lebih sudah penyerangan masjid di Tolikara, Papua, termasuk kios-kios milik orang muslim yang dibakar. Umat Islam yang pada saat itu ingin melaksanakan ibadah sholat Idul Fitri 1436 Hijriah, kafir Kristen tiba-tiba saja menyerang tanpa memperhatikan perhatian dari siapapun, termasuk dari aparat TNI yang berada pada saat itu.

Alfian Tandjung, di dalam kesempatan beberapa waktu lalu di media elektronik menanggapi, serta mengatakan bahwa peristiwa Tolikara ini bisa dikatakan mirip dengan peristiwa kisruh di Ambon pada tahun 1999 lalu. “Di Ambon pada tahun 1999 awal kisruh adalah tempat ibadah umat Islam (masjid),” katanya seperti yang dikutip dari JakTV.

Selain itu, untuk persoalan tranparansi seharusnya media umum pun melakukannya. Misalnya saja penyebutan tempat ibadah di Tolikara yang acapkali diubah menjadi mushola, yang sebetulnya adalah masjid. “Yang dibakar itu masjid, bukan mushola,” jelasnya.

Belum lagi, lanjutnya, kaum atau umat Islam yang mengaku memiliki organsisasi berbasis Islam tetapi tidak melakukan kewajibannya sebagai sesesama saudara muslim untuk tidak melakukan tutup mulut. “Coba itu Anshor tegur si pembakar gereja. Jangan diam,” singgungnya.

Alfian juga mengkritisi pengwalan gereja yang dilakukan oleh beberapa pihak, dari aparat maupun dari organisasi kemasyarakatan. Menurutnya, penjagaan yang dilakukan merupakan tindakan yang agak dramatisir. “Kita tidak akan balas dendam. Jadi yang mengawal gereja itu menurut saya lebay,” kritisnya.

Sebaiknya, ia melanjutkan, seluruh pihak memikirkan bagaimana di Negara hukum seperti Indonesia bisa terjadi perilaku intoleran terhadap pemeluk agama. “Sebaiknya justeru kita berpikir keras. Bagaiamana intoleran bisa terjadi di sana.?” tanyanya.

Untuk itu, bagi seluruh rakyat Indonesia, termasuk aparat yang dominan adalah muslim dihimbau olehnya agar tidak takur bersuara lantang bila melihat hal-hal yang tidak diinginkan. Di dalam dakwah, bagi Alfian, sikap netral bukanlah proses untuk menyelesaikan persolan, terutama yang berkaitan dengan Kristen.

“Faktanya adalah Kristen itu teroris. Dan di jalan dakwah, untuk Allah, untuk siapapun termasuk aparat yang 80 persen adalah muslim jangan takut bersuara,” harapnya. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version