JAKARTA (voa-islam.com)- Kronologis sebelum terjadinya penyerangan umat Kristen terhadap umat Islam Tolikara pada tanggal 15 juli 2015, Kapolres kembali melakukan komunikasi dengan Bupati dan Presiden Gereja Injil Di Indonesia (GIDI) karena pada siang hari itu akan ada acara pembukaan Seminar dan KKR. Namun Kapolres tidak mengikuti acara pembukaan, sebab ada perang suku di kampung Panaga, Tolikara. Lantas Kapolres berangkat ke lokasi perang suku itu bersamaq Bupati dan Ketua DPRD Kabupaten Tolikara.
Pada malam harinya, Kapolres yang mendapat kabar ada peresmian monument Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) di bagian atas. Dalam acara peresmian tersebut, Muspida yang hadir hanya Kapolres. Kehadiran Kapolres saat itu hanya ingin menegaskan kepada Presiden GIDI agar tidak terjadi gejolak. “Pak, saya ingin ingatkan kembali tanggal 17 Juli, umat Islam akan melaksanakan Idul Fitri. Masalah surat kemarin agar ditindaklanjuti.”
Kepada Kapolres, Presiden GIDI dengan tegas menyatakan dan menjamin shalat Idul Fitri. “Iya gak apa-apa, Pak Kapolres. Silahkan dilanjutkan.”
Pak Kapolres lantas membalas, “Pak mohon izin, ,masalah surat kemarin itu agar ditindaklanjuti.”
Kapolres juga menyatakan, bahwa akan ada orang Asing yang akan datang. Yaitu dari perwakilan Israel, Belanda, dan Papua Nugini (untuk menghadiri KKR). (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)