JAKARTA (voa-islam.com)- Anggota DPR RI dari Komisi III Nasir jamil menyatakan bahwa keberadaan gambar serta bendera Israel di Tolikara, Papua mengisyaratkan adanya pemerintahan bayangan di sana. Dan baginya itu adalah tindakan yang melawan hukum yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Nampak seperti pemerintahan bayangan. Jelas ini bertentangan dengan dengan azas-azas hukum yang ada,” tegasnya pada saat konferensi Komite Umat (KOMAT) untuk Tolikara baru-baru ini di Jakarta.
Untuk itu ia meminta kepada pemerintah melalui aparat yang ada untuk menindak aktor di balik itu semua, termasuk penyerangan dan pembakaran yang dilakukan oleh umat kafir Kristen. “Kita mendesak pemerintah harus menemukan aktor di balik itu semua,” tambahnya.
Namun jika kasus ini tidak dapat terselesaikan secara tuntas, maka jangan salahkan jika nama Negara Indonesia yang berazaskan hukum akan cedera di mata masyarakat, serta dunia. Selain itu, jika kasus ini enggan ingin diselesaikan, kemungkinan di kemudian haru akan ada kasus-kasus selanjutnya.
“Saya khawatir jika tidak terselesaikan, maka di kemudian akan terjadi kembali (persoalan baru),” ucapnya.
Sebagai Anggota DPR RI, ia juga tidak lupa mengajak rekan lainnya yang berada di Senayan untuk invenstigasi ke Tolikara. Dengan melakukan hal ini ia ingin memastikan penanganan, juga beberapa informasi yang sempat simpang siur, sehingga menjadi akurat.
“Saya akan meminta kawan-kawan Anggota DPR RI, khususnya Komisi III untuk ke Tolikara. Agar kita lebih dekat, tahu, dan juga akurat mengenai persoalan yang terjadi di sana,” harapnya.
Dua pekan lebih sudah tragedi Tolikara, Papua. Umat Islam yang sedang merayakan dan sedang ingin melakukan ibadah sholat Idul Fitri tiba-tiba diserang oleh umat Kristen. Dan sejauh ini, aparat atau pemerintah belum juga menghukum para penyerangnya. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)