BEKASI (voa-islam.com)- Dengan digelarnya Parade Tauhid di Bekasi, Jawa Barat kemarin (09/08/2015) menandakan bukti bahwa umat Islam melakukannya secara damai dan tertib. Tidak ada perilaku-perilaku tang ditakuti masyarakat awam dan sebagainya. Demikian yang diucapkan salah satu orator dari Parade Tauhid.
Parade Tauhid yang digelar di Bekasi, Jawa Barat merupakan langkah lanjutan untuk “sambutan” acara Parade Tauhid Indonesia (PTI) yang kapsitasnya berskala nasional, dan akan diadakan di Jakarta Pusat, DKI Jakarta pada hari Minggu (16/08/2015) mendatang.
Kemarin, para peserta aksi Parade Tauhid yang diperkirakan berjumlah 1200-an massa ini mengusung beberapa agenda, misalnya saja kasus Tolikara, Papua yang baru-baru ini terjadi, tepatnya pada saat umat Islam ingin melaksanakan ibadah Idul Fitri.
Dalam sambutan yang diberikan oleh salah satu orator Ustadz Abdul Kadir AKA menyebutkan bahwa kasus Tolikara, Papua merupakan cerminan dari sikap intoleransi yang ditunjukan oleh umat Kristen Papua.
“Kejadian atau penyerangan yang dilakukan oleh umat kafir Kristen adalah bentuk dari intoleransi,” tegas orator tersebut di dalam memberikan sambutan serta arahan kepada massa, kemarin (09/08/2015).
Sikap intoleransi yang ditunjukkan oleh umat Kristen ini juga secara tidak langsung “didukung’ oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Menurut orator, sikap Komnas HAM saat ini tidak profesional seperti menangani kasus-kasus seperti baisanya, sebut saja jika ada umat Islam yang diduga melakukan perbuatan pelanggaran hukum.
“Perbuatan yang mengakibatkan umat Islam Tolikara diserang karena umat Kristen radikal yang berada di sana. Sedangkan Komnas HAM, tidak mampu bekerja sebagaimana mestinya. Masuk angin (mules),” tambah orator tersebut.
Belum lagi, lanjutnya, bila ada gereja yang ditutup lembaga HAM datang beramai-ramai akan meminta galangan bahwa mereka (umat Kristen) tertindas. Atau ia menyebutkan lembaga HAM dan media umum diam. Padahal, menurutnya umat Kristen yang mendirikan rumah ibadah secara illegal adalah bentuk pembangkangan terhadap hukum yang berlaku di Indonesia.
“Beda dengan gereja yang ditutup karena pelanggaran hukum, lembaga HAM akan seribu bahasa, diam dan media pun bungkam. Lihat saja pelanggaran yang dilakukan Yasmin,” tutupnya tegas.
Acara Parade Tauhid berlangsung pada pukul 07.00 pagi. Hadir di dalam aksi tersebut Walikota Bekasi, Rahmat Efendi. Dan acara ini didukung oleh banyak ormas Islam lainnya. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)