View Full Version
Sabtu, 15 Aug 2015

Selain Bersikap Intoleran, Seminar GIDI di Tolikara, Papuan Pun Dibiayai APBD

JAKARTA (voa-islam.com)- Aliansi Alim Ulama Indonesia (AAUI) menemukan fakta bahwa dearah Tolikara dikuasai oleh Gereja Injil Di Indonesia (GIDI). Dari sekian banyaknya fakta, mulai dari pemerintah daerah hingga DPRD ternyata diduduki oleh anggota-anggota GIDI.

“Pemerintahan di sana adalah GIDI. Mulai dari bawah hingga DPRD adalah anggota-anggota GIDI,” kata Sohibul Fahroji Azmatkhan pada saat acara diskusi beberapa hari lalu di daerah Tebet, Jakarta Selatan.

Berlatar belakang perayaan oleh jemaat GIDI, umat Islam pada saat itu merayakan Idul Fitri 1436 pun akhirnya dilarang. Beredar sebelumnya bahwa GIDI mengadakan pada hari dan tanggal yang sama, yakni tanggal 17 Juli 2015.

Namun, Sohibul paska dua hari penyerangan itu menumukan fakta yang berbeda di lapangan. Pada tanggal 17 Juli 2015 sebetulnya bukanlah acara seminar GIDI, melainkan tanggal 22-23 Juli 2015.

“Fakta yang saya temukan bukan bersamaan dengan perayaan hari Raya Idul Fitri. Tetapi mereka (GIDI) mengadakan seminar itu tanggal 22-23 Juli 2015. Kemudian mereka majukan,” ucapnya.

Sebab dimajukan inilah yang dikemudian “terjadinya” serangan oleh jemaat Kristen GIDI. Mereka pun sebelumnya telah menyiapkan benda-benda pendukung bila dalam pembubaran paksa tersebut tidak berhasil. Batu, panah, senjata tajam, dan bom molotov pun menjadi senjata mereka untuk menyerang. Terbukti saat penyerangan terjadi kebakaran masjid dan kios. Hingga sampai ia menyampaikan, Kapolres pun kena pukul atas sikap intoleran Kristen GIDI.

"Mereka siapakan pemuda GIDI. Ada batu, panah, dan senjata tajam. Kapolres pun dipukul. Mereka semakin liar setelah diberi peringatan dari polisi. Bom molotov pun dilempar ke MASJID, bukan kios. Kios terbakar lalu ke masjid,” ungkapnya.

Selain itu, yang diungkapnya ialah mengenai anggaran untuk acara seminar yang diadakan GIDI. Ia mengaku bahwa telah menemukan penyelewengan dana APBD daerah Tolikara, Papua. Acara yang menelan biaya 6 milyar tersebut menurutnya diambil dari sebagian dari APBD melalui pejabat-pejabat daerah yang juga anggota atau jemaat GIDI, salah satunya dikeluarkan oleh Bupati sebanyak 3 milyar.

“Acara seminar GIDI itu memakan biaya 6 milyar. 3 milyar dikeluarkan dari Bupati (APBD),” tegasnya.

Perlu diketahui, satu  bulan sudah sikap intoleransi yang ditunjukkan oleh umat Kristen GIDI terhadap umat Islam. Mereka menyerang dan membakar, hingga mengenai masjid, tempat ibadah umat Islam. Hingga saat ini, info yang didapat belum satu pun dari pelaku penyerangan dan pembakaran yang dijatuhi hukuman oleh aparat kepolisian Republik Indonesia. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version