JAKARTA (voa-islam.com)- Siapa sangka ternyata fakta bicara bahwa latar luar masjid pun dicata bendera Israel. Ini terjadi di tanah Tolikara, Papua. Dan hal ini diungkapkan oleh tim pencari fakta yang bernama Sohibul Fahroji Azmatkhan. Pria yang juga aktif di ormas Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini menemukan fakta tersebut setalah ia terbang ke Tolikara, Papua paska dua hari penyerangan yang dilakukan oleh umat Kristen GIDI terhadap umat Islam.
“Di Tolikara, masjid pun dicat bendera Isreal. Hanya di dalam masjid saja yang dicat berwarna hijau,” akunya.
Gereja-gereja di sana pun dicat berwarna seperti bendera Israel.
Ia mengatakan bila pengurus atau pemilik rumah tidak mengikuti intervensi agar setiap rumah ibadah dan rumah rumah warga dicat bendera Israel, maka akan dikenakan denda sebesar Rp. 500 ribu setiap bulannya atas instruksi Bupati setempat.
“Mereka, rumah ibadah dan juga rumah warga dipaksa agar dicat bendera Israel. Jika mereka tidak mau, maka mereka akan dikenakan denda sebesar Rp. 500 ribu setiap bulannya berdasarkan instruksi Bupati,” katanya beberapa hari lalu di salah satu restoran di bilangan Tebet, Jakarta Selatan.
Melihat besarnya pengaruh GIDI terhadap tanah Tolikara, Papu secara khusus, dan umumnya Indoenesi, maka baginya GIDI adalah Zionis Israel yang “menduduki” Tanah Air. Padahal jika dilihat dalam sejarah, ia mengatakan bahwa umat Islam lah terlebih dahulu yang sampai di Tanah Papua. Namun Islam tidak demikian terhadap masyarakat Papua atau Tolikara.
Islam masuk lebih dulu dan jauh sebelum Kristen masuk pada tahun 1963, yang dibawa GIDI. Dan yang membawa Islam masuk ke tanah Tolikara, Papua bernama Syeikh Ulilullah. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)