JAKARTA (voa-islam.com) - Imam Besar FPI Habib Rizieq berkesempatan mengungkap kesamaan antara PKI dan Jaringan Islam Liberal yang kini bermetamorfosa menjadi Jemaat Islam Nusantara (JIN). Habib Rizieq hadir sebagai orator dalam Parade Tauhid Indonesia, Ahad 16 Agustus silam di Pintu 7 Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Ia menjelaskan bahwa PKI sudah semakin merajalela, di Universitas Jember bahkan ada kegiatan PKI, "Kemarin Jumat dini hari (14/8), ada kegiatan di Universitas Jember beberapa mahasiswa menggambar tembok-tembok kampus dengan lambang PKI, palu arit, saudara-saudara." ungkap Imam Besar FPI ini.
Bahkan dia menjelaskan aksi serupa di Kota Pamekasan Madura ada sejumlah orang mengibarkan bendera PKI secara terang-terangan,"Dan kemarin hari Sabtu saudara (15/8) di Kota Pamekasan Madura dalam acara karnaval pawai kemerdekaan HUT RI, sejumlah orang terang-terangan mengibarkan bendera PKI dan membawa foto-foto tokoh PKI, saudara. Maka itu saudara, adanya rumor Presiden Jokowi akan minta maaf kepada PKI. Setuju, Siap turunkan Jokowi!! " ujarnya lantang didepan ratusan ribu peserta Parade Tauhid Indonesia.
Hei saudara, Kalo presiden sampai meminta maaf kepada PKI berarti status PKI tidak salah, kalo PKI tidak salah berarti TNI yang salah, kyai yang salah, NU yang salah, Muhammadiyyah yang salah, Masyumi yang salah, berarti PKI benar. Umat Islam yang salah
"Hei saudara, Kalo presiden sampai meminta maaf kepada PKI berarti status PKI tidak salah, kalo PKI tidak salah berarti TNI yang salah, kyai yang salah, NU yang salah, Muhammadiyyah yang salah, Masyumi yang salah, berarti PKI benar. Umat Islam yang salah, Hei Presiden jangan coba-coba berikan kesempatan kepada PKI. Siapkan senjata untuk melawan PKI dimanapun berada," ujarnya berapi-api.
Ia mengingatkan kepada umat, kini PKI, kristen radikal, aliran-aliran sesat sudah berani menyerang aswaja, "Saya mau tanya Aswaja siap bersatu tidak? siap hadapi PKI, siap hadapi kristen radikal, siap hadapi aliran-aliran sesat yang sudah berani menyerang aswaja. Karena itu saudara, ini saatnya momentum yang luar biasa, momentum persatuan, kesatuan dan persaudaraan kita, yuk mari untuk bersatu, satukan hati kita, satukan langkah kita, satukan tekad kita untuk menegakkan Islam di negara Kesatuan Republik Indonesia. Takbir!!!" Seraya disambut pekikan takbir ratusan ribu umat Islam yang hadir dalam acara Parade Tauhid Indonesia.
Ia makin semangat ungkap kesesatan liberal dan PKI, bahkan ada kesamaan, "Hati-hati saudara, PKI menolak hukum agama diterapkan, liberal juga menolak hukum agama diterapkan. PKI berteriak Indonesia bukan negara agama, liberal juga berteriak Indonesia bukan negara agama. PKI menolak penerapan syariat Islam, liberal juga menolak penerapan syariat Islam. Berarti PKI sama dengan liberal, liberal sama dengan PKI. Siap ganyang PKI? Siap ganyang liberal? TAKBIRR!!! Berarti Jika Jokowi mau minta maaf pada PKI berarti Jokowi ingin membuka luka lama..." tantangnya pada ratusan ribu umat Islam yang menyesaki Gelora Bung Karno.
Hati-hati saudara, PKI menolak hukum agama diterapkan, liberal juga menolak hukum agama diterapkan. PKI berteriak Indonesia bukan negara agama, liberal juga berteriak Indonesia bukan negara agama. PKI menolak penerapan syariat Islam, liberal juga menolak penerapan syariat Islam. Berarti PKI sama dengan liberal, liberal sama dengan PKI. Siap ganyang PKI? Siap ganyang liberal? TAKBIRR!!!
"Tapi semenjak reformasi 1998, TVRI tidak berani lagi putar film kekejaman PKI. Ini saatnya menunjukkan persaudaraan kita bahwa sejarah pengkhianatan PKI harus dimasukkan lagi dalam kurikulum agar anak-anak kita tidak kehilangan informasi kebiadaban PKI." demikian harapnya pada pemerintah.
Terakhir ia mengajak umat Islam agar siap bersatu, "Kalo musuh bisa bisa mengancam kita juga bisa. Takbir, siap bersatu, siap berjuang, siap berkorban, siap bela Allah, siap bela Nabi, siap bela negara!!! Takbir... " seraya ia mengajak massa untuk mengawal kasus Ttolikara, jangan dibiarkan berlarut-larut. [abdullah/voa-islam.com]