BLORA (voa-islam.com) - Terbongkar sudah niat busuk Gereja Jawa Desa Ngawen saat membohongi warga sekitar, dengan istilah rehab bangunan. Padahal, kenyataanya Gereja akan membangun yang lebih besar.
Hal ini tentu saja membuat tokoh masyarakat dan pemuka agama Islam di Desa Ngawen heran dan marah.
Wartawan voa-islam.com berkesempatan untuk bertemu salah seorang koordinator aksi guna penolakan pembangunan gereja Kristen Jawa di Desa Ngawen, Ustad Dhenok Aji.
Selaku Koordinator Aliansi Umat Islam Ngawen, Ustad Denok Aji menerangkan bawha sebagai warga.negara kami akan selalu bersikap dengan bijak. Akan tetapi, di saat nilai-nilai keimanan sudah dipertaruhkan.
“Maka tanggung jawab kami adalah membela Islam dan membentengi umat dari Kristenisasi," katanya kepada voa-islam.com, Kamis, (03/09).
"Sebenarnya permasalahan tentang perizinan pembangunan tempat ibadah telah di atur SKB 3 Menteri. Jadi tolong hal ini yang harus difahami pihak gereja," tambah Alumni Pesantren Al-Mukmin, Ngruki ini.
...seluruh umat Islam yang berada di Ngawen menolak rencana pembangunan gereja dan sampai kapan pun tidak pernah ridho
Ustadz Denok Aji, atau yang lebih akrab dipanggil Kyai Sampin Lepen ini menuturkan bahwa seluruh umat Islam yang berada di Ngawen menolak rencana pembangunan gereja dan sampai kapan pun tidak pernah ridho.
"Kami menolak karena beberapa alasan. Pertama gereja itu berada di wilayah warga Muslim. Kedua, pihak masyarakat tidak ada yang setuju. Ketiga, agar keberadaan Desa Ngawen yang sudah nyaman ini jangan diusik dengan gereja karena akan dikuatirkan menimbulkan konflik SARA", pungkasnya.
Kewajiban umat Islam adalah membela Islam dan menjaukan dari marabahaya. Begitu juga dengan Kristenisasi yang kianmengerikan. Maka wajib ditolak. [protonema/voa-islam.com]
Editor: syahid