BANDUNG (voa-islam.com) – Dalam acara talk show Yuk Ngaji! #The Power of Ngaji, yang diselenggarakan beberapa waktu lalu di Bandung, penulis buku dan da’i muda Ustadz Felix Siauw menceritakan perjuangan bersama istrinya pada masa awal-awal pernikahannya.
Ustadz Felix bercerita, setelah menikah Allah benar-benar menepati janjinya, yaitu mengujinya. Setelah menikah, dengan modal yang ada Ustadz Felix mencoba melamar kerja, namun pekerjaan itu tidak juga dapat.
“Gak punya pekerjaan, gak bisa punya kerjaan. kerja Jakarta-Bogor, tapi belum dapat juga. Uang 1,5 juta lama-lama habis. Dan saya masih belum dapat pekerjaan,” katanya dihadapan 300 peserta yang hadir.
Dua bulan setelah menikah, lanjut Ustadz Felix, dirinya mendapat kabar luar biasa istrinya hamil. Tapi uang sudah habis, sampai ia dan istrinya harus menguras-nguras sampai-sampai untuk beli nasi saja harus makan berdua.
“Bukan romantis teman-teman tapi karena kere (miskin),” ujarnya.
Bulan ketiga, menurut Ustadz Felix ujiannya bertambah luar berat. Ia mendapatkan kabar istrinya keguguran. Bulan ketiga juga Allah menepati janjinya.
“Akhirnya saya dapan pekerjaan baru. Apa pekerjaannya teman-teman? Saya jadi penjual emas. Mas kawin istri saya, saya jual yang tersisa hanya cincin” ceritanya.
Empat bulan, lima bulan, enam bulan, Ustadz Felix meminta istrinya terus bersabar, dan meminta istirnya mengajar bimbel (bimbingan belajar).
“Saya anterin istri saya ke empat bimbel tapi semuanya ditolak. Akhirnya kita tidak punya pilihan lagi, saya jual motor istrinya yang harganya 6 juta menjadi 3 juta,” ujarnya.
Ustadz Felix mengatakan bahwa maksiat walaupun nikmat, nikmat sesaat, setelah itu menyesal, karena ujungnya adalah sengsara
Tahun 2013, Allah persilahkan Ustadz Felix kesempat untuk menulis buku, dan alhamdulillah bukunya laku. Pada 2013 baru saya ganti motor yang saya jual pada 2006.
“Saya ganti motor baru, plus satu mobil,” ujarnya.
Setelah punya segala-galanya, suatu malam Ustadz bertanya kepada istrinya untuk makan di luar dan menggunakan mobil, kemudian istirnya menjawab.
“Bi, kita naek motor aja yu, kita mengenang masa lalu,” ceritanya.
Ustadz Felix mengatakan bahwa maksiat walaupun nikmat, nikmat sesaat, setelah itu menyesal, karena ujungnya adalah sengsara.
“Karena ternyata bahagia itu bukan letaknya di duit. Taat syariat in syaa Allah bahagia. Anda maksiat in sya Allah Anda banyak masalah,” pungkasnya. [syahid/voa-islam.com]
Editor: RF