JAKARTA (voa-islam.com)- Setelah menyiarkan data atau nama-nama korban Indonesia yang meninggal di Mina, Arab Saudi, PPIH pun membagikan bagaimana proses identifikasi yang dilakukan oleh tim. Melalui Direktur JenderalAbdul Djamil, mengatakan bahwa untuk melakukan identifikasi mesti memiliki waktu yang cukup. Dan ia menyebut ada empat hal yang dapat disebutkan.
Pertama, pada dua hari awal setelah kejadian, pemerintah Arab Saudi menutup akses untuk mendapatkan data-data awal korban dikarenakan mereka sedang proses evakuasi dan identifikasi awal. Kami baru mendapatkan akses ke tempat pemulasaraan jenazah pada tanggal 25 September 2015 pukul 23.00 WAS.
Kedua, proses identifikasi dan pencocokan data yang relatif tidak mudah dikarenakan foto kondisi jenazah yang berbeda dengan foto pada Siskohat dan E-Hajj. Tim melakukan inventarisasi foto-foto yang diduga memiliki kemiripan dengan wajah-wajah jenazah.
Ketiga, banyak foto tanpa disertai identitas yang meyakinkan bahwa yang bersangkutan adalah jamaah haji Indonesia. Padahal diperlukan proses pengecekan data dan file pendukung yang memperkuat dugaan bahwa jamaah tersebut adalah jamaah haji Indonesia, baik berupa gelang jamaah, sobekan DAPIH, identitas maktab, kartu bis, tas paspor, aksesoris syal, kain ihram, kain kerudung, pakaian, dan lain sebagainya. Demikian rilis yang dibagikan saat berada di Mekkah, Arab Saudi, 28 September 2015.
Keempat, perlunya prinsip kehati-hatian agar tidak terjadi kesalahan penyampaian informasi kepada keluarga jamaah haji. Demikian rilis yang didapat oleh tim redaksi voa-islam.com.
(Robigusta Suryanto/voa-islam.com)