JAKARTA (voa-islam.com)—Ustadz Farid Okbah, pengamat gerakan Syiah mengatakan Idul Ghadir yang dijadikan hari raya kelompok Syiah merupakan perayaan yang tidak dikenal oleh umat Islam Indonesia.
Selain tidak dikenal oleh budaya dan masyarakat Indonesia, Idul Ghadir disebut Ustadz Farid sebagai ciri kesesatan Syiah.
"Id nya umat Islam itu ada dua. Idul Fitri dan Idul Adha. Kalau ada Idul lain seperti yang dilakukan oleh Syiah yang dinamakan Idul Ghadir, maka itu bid'ah. Itu merupakan karangan dan penambahan dalam agama. Sekaligus menunjukan sesatnya Syiah,” jelas Ustadz Farid kepada voa-islam, Sabtu (3/10/2015) siang.
Menurut Ustadz Farid, keberadaan Idul Ghadir yang dinilai Syiah sebagai hari pengangkatan Ali sebagai khalifah perlu diragukan. Hal ini disimpulkan karena apabila peristiwa Ghadir Khum sebagai deklarasi dan suksesi penunjukan Ali sebagai khalifah, maka seharusnya Rasulullah melakukannya di Arafah.
"Padahal kalau betul itu sebagai deklarasi dan suksesi penunjukan kepada Imam Ali, harusnya di Arafah, ketika seluruh umat Islam berkumpul," jelas Ustadz Farid yang juga menjadi salah seorang pengurus Majelis Intelektual Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Pusat.
Hal lain yang menurut Ustadz Farid janggal adalah, andaikan pidato Rasulullah itu sebagai suksesi pengganti beliau, mengapa Ali tidak mengumumkannya.
"Mengapa Ali tidak mengumumkan? Kalau dia tidak mengumumkan berarti dia kan tidak menjalankan wasiat Rasulullah. Dan memang tidak ada kaitannya dengan penunjukan realitanya. Justru realitanya penunjukan kepada Abu Bakar. Dan Ali bin Abi Thalib berbaiat kepada Abu Bakar," ungkap Ustadz Farid.
Ustadz Farid menyimpulkan bahwa Idul Ghadir merupakan kedustaan Syiah. Terlebih menurut Ustadz Farid, masyarakat Indonesia tidak mengenal perayaan ini.* (asy/syaf/voa-islam.com)