View Full Version
Senin, 12 Oct 2015

Masa Depan Bisa Diintai, Namun Tidak Dapat Dipaksakan Terjadi

JAKARTA (voa-islam.com)- UstadzSyarif Ja’far Baraja menyatakan bahwa perkawinan adalah pembuka bagi hidup, khususnya untuk berumah tangga. Ia (perkawinan) merupakan sebuah pintu di dalam sebuah rumah.

Di dalam berumah tangga, pria dan wanita menjalani bagai kapal, dan siap berlayar. Bagai seorang pelaut, rumah tangga tidak harus mengetahui seperti apa nanti perjalanannya. Karena situasi dan kondisi tidak akan pernah diketahui manusia.

“Kita tidak tahu apa yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga. Bagai pelaut yang tak tahu kondisi cuaca,” tulisnya pada akun Twitter miliknya, tadi malam dengan tagar (#) walimah.

Masa depan yang kita harapkan juga tidak dapat sesuai dengan apa yang diinginkan. Semua, menurutnya adalah kuasa Allah subhana wa ta’ala. Sebagaimana manusia, kita hanya mampu berencana.

“Masa depan memang tidak bisa diintai. Kita bisa mengusahakan masa depan, tapi bukan di tangan kita. Yang mengatur peristiwa adalah Allah, bukan diri kita. Dan kita tidak bisa memaksa Allah agar sesuai diri kita.” Kita hanya bisa memohon kepada Allah, agar Allah menuntun kita menuju jalan yang terbaik.

Ia juga menyampaikan, apa yang dijalani manusia dalam berumah tangga, Allah akan senantiasa membalasnya. Karena Allah, menurutnya mempunyai sifat yang Maha Berterima Kasih.

“Jika kita meninggalkan hal-hal yang dibenci Allah, apakah Allah tidak akan memberi balasan? Jika kita meninggalkan perbuatan yang dibenci, apakah Allah menyia-nyiakan perbuatan kita? Apakah Allah tidak berterimakasih kepada hamba-Nya yang berbuat sesuatu untuk ridho-Nya. Allah Maha Berterima kasih, Allah akan membalas setiap perbuatan baik hamba-Nya.”

Balasan Allah bisa berupa banyak hal. Banyak sekali bentuknya. Bisa jadi ketenangan dalam rumah tangga. Bisa jadi berkah melimpah ruah kepada rumah tangga kita. Bisa jadi berupa keturunan yang shaleh. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version