BEKASI (voa-islam.com)—Ustadz Muhammad Fadzlan Garamatan, ulama asal Nuu Waar (Papua) memberi tanggapan soal aksi unjuk rasa umat Kristen menolak pembangunan Masjid di Kelurahan Andai, Manokwari, Papua Barat, Kamis (29/10/2015) lalu. (baca: Umat Kristen Demo Pembangunan Masjid di Papua)
“Manokwari itu bagian dari Indonesia. Di Manokwari umat Muslim dan Kristen seimbang. Kecuali kalau memang di Manokwari tidak ada Muslimnya,” kata Ustadz Fadzlan saat ditemui di Pondok Pesantren Nuu Waar, Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (31/10/2015) siang.
Menurut Ustadz Fadzlan, masjid Andai yang tengah dibangun tersebut sudah memiliki persyaratan perizinan.
“Masjid ini sudah ada izin. Mereka juga sudah diberikan izin oleh adat. Masjid itu juga dibangun di wilayah Muslim,” terang Ustadz Fadzlan yang juga Presiden Al-Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN).
Jika unjuk rasa umat Kristen ini mengaitkan dengan peristiwa penolakan gereja di Aceh Singkil, Aceh, Ustadz Fadzlan menilai itu pendapat yang salah. Warga Muslim Aceh Singkil menolak gereja-gereja itu karena tidak memiliki izin dan memenuhi persyaratan pendirian rumah ibadah.
Sementara soal Manokwari sebagai tempat pertama datangnya Injil di tanah Papua juga dibantah Ustadz Fadzlan.
Hadirnya Kristen pertama kali ke tanah Papua pada 5 Februari 1855 adalah atas jasa umat Islam yang telah mengantarkan dua orang missionaris dari Jerman, C.W Ottow dan Johann Gottlob dari Jerman ke Manokwari (Mansinam).
"Orang Kristen harusnya berterima kasih. Injil dibawa oleh orang-orang Islam. Dua orang penginjil masuk atas jasa Sultan Tidore dengan pesan supaya mereka menjaga orang-orang di negeri ini,” ungkap Ustadz Fadzlan.* [Syaf/voa-islam.com]