JAKARTA (voa-islam.com)- Dalam karya, apapun itu harus dilandasi dengan niat, sikap, dan perilaku yang baik. Sebut saja sebuah karya jurnalistik, atau lebih tepatnya karya tulis.
Sebuah karya tulis akan bermanfaat bila dari apa yang ditulis tersampaikan pesan baik bagi pembaca. Ustadz Felix Siauw, dalam akun Twitter pribadinya menyebut bahwa jika hal demikian dilakukan, maka penulis itu pantas mendapatkan penghargaan yang besar.
“Penghargaan terbesar bagi seorang penulis adalah apabila, apa yang ditulisnya menjadi perantara bagi seseorang untuk mengenal kebaikan,” tulisnya beberapa waktu lalu.
Khususnya Muslim, yang dimaksud kebaikan itu ialah bila seseorang menulis dengan maksud atau tujuan agar pembaca lebih taat kepada Allah, dan lebih dekat kepada-Nya. “Sebagai penulis Muslim tentu yang dimaksud kebaikan adalah bila seseorang lebih taat pada Allah, lebih dekat pada Allah.”
Manusia umumnya menerima informasi dengan melihat dan mendengar. Apa yang didapat dan didengar itu, di kemudian hari akan menjadi sebuah informasi bagi publik. Untuk itu, muallaf ini menghimbau agar penulis memperhatikan dari mana literatur yang didapat.
“Sebab itulah yang menentukan baik atau buruknya kita. Maka literasi dan informasi menjadi penting. Dan kita manusia ditentukan oleh yang kita lihat dan dengar, yang akan menjadi informasi, yang akan jadi referensi perbuatan.”
Ia juga menyatakan bahwa pada generasi muda ini jauh lebih penting lagi. Karena anak muda lebih cepat meniru dan meneladani dan menyerap apapun. “Relakah kita bila anak-anak generasi muda Islam kita ke depan lebih mengenal superheroes yang fiktif ketimbang tokoh-tokoh Islam?” (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)