BEKASI (voa-islam.com)—Gerakan Anti Riba dan Renternir (GARR) yang berpusat di Bekasi, Jawa Barat mendapat banyak laporan tentang dari masyarakat yang terjerat lintah darat alias rentenir.
“Di medsos (media sosial) banyak yang mengadu. Tapi kita harus saring. Karenanya kita ada prosedur yang mesti dilakukan untuk menyelesaikan kasus renternir," kata Komandan GARR, Zidan Abdullah kepada voa-islam, Senin (9/11/2015) sore.
Zidan menyebutkan bahwa GARR telah menghadapi lebih dari 10 kasus walaupun permintaan yang datang lebih dari 20 kasus tiap bulannya. Ini suatu pertanda bahwa Indonesia tengah darurat rentenir.
"Kita sudah menangani kira kira 10 kasus. Sebenarnya tiap bulan ada 20 lebih permintaan penanganan kasus. Tapi kan kita harus seleksi," papar Zidan.
Dari kasus yang dihadapi relawan GARR, rata-rata renternir telah menjerat korbannya lebih dari 100 juta.
"Rata rata mereka berhutang sampai 10 juta tapi bunganya sampai 100 juta," kata Zidan.
Ada beberapa kasus yang masih dalam proses seleksi pada bulan November 2015 ini. Menurut Zidan kasus terbesar yang dihadapi saat ini menyangkut hutang 1 Milyar rupiah dengan renternir yang menyebut dirinya polisi.
"Kita juga diminta tangani kasus dengan hutang 1 milyar ke renternir. Kita coba undang renternirnya tapi gak mau datang. Kebetulan renternirnya ngaku polisi," jelas Zidan.
Zidan menyebutkan kasus lain yang baru saja terselesaikan dari Cakung, Jakarta Timur. Korban rentenir di Cakung ini sampai disita motornya.
"Ada juga dari Cakung. Mereka sampai nyita motor, tapi Alhamdulillah kita tangani dan motornya sudah kembali," ungkap Zidan.
Menurutnya yang terpenting adalah orang yang meminta bantuan kita mau ikut prosedur. Karena, jelas Zidan, menyelesaikan masalah hutang ke renternir kadang harus siap mempertaruhkan nyawa.
"Ada yang hutang 5 juta tapi harus bayar 350 juta. Untuk kasus ini renternirnya belum mau datang ke tempat kita. Kita gundang renternir itu supaya memang aman jadinya. Kalau di tempat mereka kan gak aman. Karena kan ini masalah nyawa," tutup Zidan.* [Sendia/Syaf/voa-islam.com]