JAKARTA (voa-islam.com)—Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH Cholil Nafis menilai, saat ini gelar “ustadz” begitu mudah disematkan kepada seseorang.
Pernyataan Kiai Cholil ini menganggapi fenomena adanya orang-orang berlabel ustadz, tapi dari sisi keilmuan Islam masih dangkal. Seperti kasus Ustadz Muhammad Nur Maulana. (baca: Ini Pernyataan Kontroversi Ustadz Maulana Soal Kepemimpinan Non-muslim)
“Sekarang kan yang disebut ustadz bukan karena dapat ijazah atau karena tingkat keilmuan. Yang baru saja menyampaikan sedikit masalah agama langsung disebut ustadz, ya meskipun secara keilmuan belum mumpuni,” jelasnya Kiai Cholil kepada voa-islam Rabu (11/11/2015).
Untuk itu Kiai Cholil yang juga sering berdakwah di layar kaca ini berharap bagi mereka yang telah dilabeli gelar ustadz harus mau terus belajar meningkatkan kadar keilmuan keislaman.
Selain itu, diharapkan agar para ustadz lebih berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan. Seperti mengeluarkan pernyataan yang sifatnya kontraproduktif. Terlebih pernyataan yang disiarkan di televisi yang disaksikan oleh orang banyak.
“Ucapan harus hati-hati, harus menghindari hal-hal yang sifatnya khilafiyah dan kontraproduktif, apalagi kan di televisi,” ujar Kiai Cholil.* [Nizar/Syaf/voa-islam.com]