View Full Version
Sabtu, 14 Nov 2015

Sebut Urusan Kepemimpinan Tidak Usah Bawa-bawa Agama, Ustadz Maulana Disarankan Ngaji Lagi

BANDUNG (voa-islam.com) – Ustadz ‘Selebiriti’ Maulana belum lama ini menyampaikan pernyataan kontroversial dan bertentangan dengan Al-Quran dan As-Sunah. Dalam program di salah satu televisi swasta, ia menyatakan bahwa berbicara kepemimpinan tidak usah membawa-bawa agama.

Pernyataan ini mendapat banyak bantahan dan tanggapan dari berbagai pihak. Salah satu tanggapan datang dari pengisi rubrik tetap Islamia voa-islam.com Ustadz Badru Tamam. Menurut Ustadz Badru pernyataan Ustadz Maulana ini merupakan pembicaraan agama Islam yang tanpa ilmu.

“Ustadz Maulana terlalu lancang berbicara agama tanpa ilmu. Ucapannya (berbicara kepemimpinan tidak usah membawa-bawa agama-red.) termasuk dalam kategori berbicara tentag Allah tanpa ilmu. Itu termasuk dosa besar yang lebih dahsyat daripada syirik,” katanya kepada voa-islam.com, Rabu (11/11) kemarin.

“Katakanlah Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak atau pun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui,” lanjutnya mengutip surat Al-A’raf ayat 33.

Ucapannya menunjukkan kebodohannya terhadap Islam. Lebih baik dia diam, tidak ceramah, dan ngaji lagi

Ustadz Badru kemudian mengutip pendapat Ibnul Qayyim dalam I’lam Muwaqqi’in menyebutkan dosa yang lebih besar dari Syirik tersebut, yaitu berbicara (mengada-ngada) tentang Allah tanpa ilmu. Beliau berkata:

“Sungguh Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah haramkan berbicara (mengada-ngada) terhadap Allah tanpa ilmu dalam fatwa dan ketetapan hukum. Allah menjadikannya sebagai bagian dari perkara haram yang paling besar. Bahkan menjadikannya pada tingkatan perkara haram yang paling tinggi,” jelasnya.

Padahal tentang kepeminpinan kata Ustadz Badrusangat diperhatikan dalm Islam. Seperti, QS. Al-Maidah: 51, haramnya mengangkat pemimpin dari kalangan Yahudi dan Nasrani.

“Ucapannya menunjukkan kebodohannya terhadap Islam. Lebih baik dia diam, tidak ceramah, dan ngaji lagi,” pungkasnya [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version