View Full Version
Ahad, 29 Nov 2015

Ulama yang Sebut Bupati Purwakarta 'Raja Syirik' Dilaporkan ke Polisi

PURWAKARTA (voa-islam.com)—Ulama Purwakarta, KH Muhammad Syahid Joban dilaporkan sebuah LSM ke Polda Jawa Barat dengan tuduhan tindak pidana UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE pasal 28 (2).

Kiai Muhammad Syahid Joban merupakan Ketua Majelis Manhajus Solihin yang keras menentang kemusyrikan yang dilakukan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Bahkan seperti dikutip Tribun Jabar, Kiai Syahid pernah menyebut Bupati Purwakarta sebagai raja syirik.

Informasi dilaporkannya Kiai Syahid ini didapat voa-islam dari akun Facebook miliknya tertanggal 26 Nopember 2015. Tidak hanya Kiai Syahid, Imam Besar FPI Habib Muhammad Rizieq Syihab pun dilaporkan pula.

Kendati telah dilaporkan, Kiai Syahid tidak surut langkah untuk terus melawan kemusyrikan yang dilakukan Bupati Purwakarta. Bahkan ia berencana melaporkan Dedi Mulyadi ke pihak polisi.

“Kita akan melaporkan balik raja syirik Dedi Mulyadi terkait penodaan agama,” tulis Kiai Syahid Joban.

Kiai Syahid mengajak umat Islam Purwakarta untuk menolak segala kemusyrikan yang dilakukan bupati. Jika ini dibiarkan, maka dapat merusak akidah umat Islam Purwakarta.

Sebelumnya, Kiai Syahid berkomentar keras terkait kiprah Dedi Mulyadi yang membawa Purwakarta ke arah kemusyrikan.

"Budaya dikembangkan tapi nilai keagamaan merosot. Sehingga kami menilai keduanya harus berimbang. Islam tidak anti budaya tapi budaya yang diusung Dedi Mulyadi ini hanya bungkus yang isinya hanya ritual kemusyrikan," ujar Kiai Syahid Joban seperti dikutip Tribun Jabar.

Banyak ritus budaya namun dinilainya hanya mengarah pada kemusyrikan yang dilakukan oleh orang nomor satu di Purwakarta itu.

"Sakralkan kereta kencana yang dianggap kendaraan tokoh mistis, Situ Buleud, Gedung Kembar, Gedung Negara dan Pendopo disakralkan dengan ritus-ritus berindikasi kuat musyrik," ujar Kiai Syahid.

Tidak hanya itu, pernyataan Dedi juga kerap dinilainya menyesatkan umat Islam. Seperti halnya, menokohkan Raja Padjadjaran, Sri Budaga Maharaja atau kerap disebut Prabu Siliwangi.

"Pernyataan yang keluar dari mulutnya itu menganggap Prabu Siliwangi tokoh keselamatan hingga pernyataan pemimpin hebat itu harus menikahi tokoh mistis dari pantai selatan, kan itu menyesatkan," jelas Kiai Syahid.

Menanggapi tudingan itu, belum lama ini ketika disinggung mengenai raja syirik, Dedi Mulyadi tidak terlalu serius menanggapinya.

"Iya, terserah saja, itu penilaian orang, saya tidak akan ambil pusing," ujar dia.

Hanya saja, sebagai pemerintah, selama ini ia berusaha melaksanakan kewajiban konsitusionalnya sebagai kepala daerah.

"Saya raja syirik kata mereka tapi saya melaksanakan kewajiban konsitusional saya pada rakyat saya," kata Dedi.

Misalnya, jelas Dedi, sebagai pemerintah, ia memperbaiki rumah tidak layak huni, membayar tagihan warganya yang sakit di rumah sakit.

"Menjamin ekonomi lansia dengan program ibu asuh, mencerdaskan anak-anak Purwakarta dengan memberikan daging, susu dan telur gratis, membuat infrastruktur jalan 100 persen sudah selesai di Purwakarta dan kewajiban konstitusional lainnya selama 10 tahun saya memimpin," ujar Dedi.* [Syaf/voa-islam.com]

 


latestnews

View Full Version