JAKARTA (voa-islam.com)- Sebagian kaum muslimin agak sulit membedakan antara Islam dengan budaya Arab. Sehingga sering terjadi salah paham terhadap kedua hal tersebut. Budaya Arab terkadang diangggap sebagai Islam, dan sebaliknya Islam dianggap sebagai budaya Arab. Hal ini perlu kita pelajari lebih dalam agar kita dapat membedakan antara agama dan produk budaya.
Sebelum Islam diturunkan di seluruh negeri, dunia diliputi oleh kebodohan dan kegelapan yang merata di segala lini kehidupan. Agama terakhir saat itu yaitu Nasrani yang seharusnya menjaga kemurnian ajaran sebelumnya yang bersumber pada kitab Taurat, telah demikian terdistorsi dari ajaran awal (aslinya). Kehidupan di seluruh negeri saat itu tidak terlepas dari syirik, khurafat dan sebagainya sesuai dengan latar belakang budayanya masing-masing. Zaman itulah yang kita kenal dengan istilah zaman jahiliyyah. Demikian yang dikutip dari laman Ustadzah Irena Center, seorang mantan biarawati.
Kemudian datanglah Islam dengan membawa wahyu Allah SWT, yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Islam datang sebagai “pengkritik” segala budaya-budaya yang ada di dunia. Kritik yang dilakukan Islam adalah dalam rangka menyempurnakan akhlaq manusia agar mereka dapat menciptakan kehidupan yang benar-benar manusiawi, baik akhlaq sebagai makhluq kepada Allah sebagai Khaliqnya (pencipta) yang diistilahkan juga dengan hablum minallah, maupun akhlaq antara sesama manusia atau hablum minan naas.
Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq-akhlaq yang mulia.” (H.R. Bukhari dan Ahmad. Lihat Silsilah ash-Shahihah 15). (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)