JAKARTA (voa-islam.com)—Hubungan Arab Saudi dengan Iran semakin memanas. Ada pihak yang membela Saudi, ada pula yang membela Iran.
Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto menilai memanasnya hubungan Saudi dengan Iran ini bukan disebabkan persoalan Sunni-Syiah.
“Jadi ini sebenarnya pertentangan antara rezim, bukan pertentangan antara Sunni dan Syiah,” jelas Ismail kepada Voa-Islam, Selasa (5/1/2015) malam.
Ismail mengatakan bahwa persoalan Saudi-Iran harus disikapi dengan hati-hati oleh Muslim dunia khususnya Indonesia. Menurut Ismail, hal demikian jangan sampai memalingkan umat Islam dari musuh besar dan utama, yaitu Israel, Rusia, dan Amerika.
“Saya pikir ini harus disikapi dengan hati-hati. Jangan sampai kemudian kita berpaling dari musuh utama. Kalau di Timur Tengah ada Israel. Kalau di jauh sana ada Amerika, Rusia,” ungkap Ismail.
Selain itu, Ismail juga melontarkan kritik terhadap kedua negara tersebut. Dia beranggapan bahwa Saudi perlu dikritik atas sikap keras terhadap rakyatnya.
Sementara kritik terhadap Iran, bahwa Iran seharusnya tidak turut membuat kehancuran di Suriah dengan mendukung rezim Bashar Assad, serta bekerjasama dengan China dan Rusia.
“Kepada Saudi harus ada kritik juga bahwa pemerintah ini tak boleh dzalim terhadap rakyatnya. Rakyat itu punya hak, bahkan kewajiban untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Dan untuk Iran, Iran ini salah satu yang membuat persoalan di Suriah ini tak kunjung selesai. Karena dia mendukung Bashar Assad. Iran bekerjasama dengan Rusia dengan China,” demikian Ismail.* [Nizar/Syaf/voa-islam.com]