TANGERANG, BANTEN (voa-islam) – Dunia pesantren mendapat stigma negative sebagai tempat memproduksi teroris sehingga muncul tudingan pesantren sumber teroris. Sementara terorisme yang sebenarnya tidak pernah dipikirkan.
“Sebentulnya kita ini dikejar perbuatan manusia-manusia yang dikatakan teroris, terduga teroris yang dikeler, ulama-ulama yang dikeler, dituduh, terduga teroris, entah benar atau tidak. Sementara bangsa teroris yang jelas-jelas teroris, negara teroris yang jelas-jelas teroris dibiarkan begitu saja,” tutur Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDS), KH Hasan Abdullah Sahal dalam Silaturahim Nasional Kiai/Pimpinan Pesantren Alumni Gontor di Siti Hotel, Tangerang, Jum'at (22/01/2016) tadi malam.
Menurut Kiai Hasan Sahal, yang disasar dalam penanganan terorisme sekarang ini hanya ditujukan kepada pribadi-pribadi dan kelompok-kelompok yang diduga mengadakan terror di sana-sini. Namun bangsa dan Negara teroris tidak pernah dipikirkan.
“Yang terjadi di dunia adalah bangsa teroris yang merusak kemanusiaan. Negara teroris yang merusak kemanusiaan, itu yang harus disikat,” tambah Kiai dengan berapi-api.
Selama ini penanganan terorisme masih salah alamat. Teroris sebenarnya yang berbentuk bangsa dan Negara malah dibiarkan. “Bahkan mereka yang mendikte, naudzubillah,” tuturnya dengan tegas.
Beliau menasihatkan para pimpinan pondok pesantren alumni Gontor agar tidak takut kepada siapapun, karena pesantren itu tidak dibawah apa-apa.
“Dengan Islam, dengan ilmu, dengan kemasyarakatan, di atas hanya Allah, di bawah hanya tanah,” tambahnya.
Kiai Hasan di daulat menyampaikan taushiah dan nasehat saat pembukaan Silatnas ini. Karena suatu sebab, beliau terlambat, dan baru menyampaikan nasihatnya di atas jam 22.00 WIB. Walau sudah larut malam, ceramahnya yang sangat renyah dan tegas mampu mengusir kantuk para lulusan pesantren yang dipimpinnya. [PurWD/voa-islam.com]