TEMANGGUNG (voa-islam.com)—Dikabarkan di banyak media, kegiatan yang dilakukan puluhan anggota Jamaah Ansharusy Syariah (JAS) di Gunung Sumbing Temanggung, Jawa Tengah dibubarkan anggota kepolisian karena diduga pelatihan militer.
Endro Sudarsono, Humas Jamaah Ansharusy Syariah Jawa Tengah membantah tuduhan tersebut.
Menurut Endro, keberadaan puluhan anggota JAS di Gunung Sumbing bukanlah untuk pelatihan miirter, namun untuk Diklat tanggap bencana.
Jadi menurut Endro, pemberitaan tentang pembubaran anggota JAS oleh anggota kepolisian dari Polres temanggung karena ada laporan warga yang resah terkait pelatihan militer adalah tidak benar.
“Rencananya Jamaah Ansharus Syariah (JAS) mengadakan Diklat tanggap bencana di Gunung Sumbing Temanggung Jateng. Mulai Jumat sampai Ahad 21 Februari 2016. Diklat ini bertujuan membekali anggota JAS untuk mengantisipasi berbagai bencana alam di Jateng dengan berbagai keterampilan sseperti P3K, survival, dan baris berbaris,” terang Endro dalam rilis yang diterima Voa-Islam, Sabtu (20/2/2016).
Senapan angin dan alat tajam bukanlah milik anggota JAS, akan tetapi milik seorang warga bernama Suparlan"
Sementara terkait pemberitaan pihak kepolisisan menyita senjata senapan angin, beberapa senjata tajam, satu tas yang berisi buku, dan bendera keagamaan dari JAS adalah keliru.
Kata Endro, senapan angin dan alat tajam bukanlah milik anggota JAS, akan tetapi milik seorang warga bernama Suparlan. Alat senjata tersebut diamankan langsung oleh polisi dari rumah Suparlan.
Maka dari itu, akibat ada pengamanan beberapa alat senjata tersebutlah Diklat JAS dibatalkan. Hal ini karena ingin memberikan klarifikasi terkait pengamanan senjata tersebut yang menuduh dan melibatkan JAS.
“Namun Diklat yang diikuti peserta dari Solo, Semarang, Sukoharjo, Kendal, Karanganyar, dan Klaten ini terpaksa batal setelah Polres Temanggung menyita beberapa senapan angin dan beberapa jenis pisau disalah satu warga di kaki Gunung Sumbing,” terang Endro.
Sehingga panitia berinisiatif menarik peserta Diklat dari kawasan puncak Gunung Sumbing dan memberi klarifikasi kepada Kapolres Temanggung AKBP Wahyu Wim Harjanto.* [Nizar/Syaf/voa-islam.com]