BEKASI (voa-islam.com)—Wakil Ketua Majelis Intelektual Ulama Muda Indonesia (MIUMI) DKI Jakarta, Ustadz Anung Al-Hamat yakin bahwa Al-Azhar Mesir, tempat dia pernah berkuliah, adalah bermadzhab Ahlussunnah dan menolak paham Syiah.
Hal ini disampaikan Ustadz Anung menanggapi pernyataan Grand Syaikh Al-Azhar Syaikh Ahmad Muhammad Ahmad At-Thayyib saat berkunjung ke kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) beberapa saat lalu, yang diplintir oleh beberapa media. Sehingga, pernyataan syaikh terkesan mendukung syiah.
“Al-Azhar itu kan dari sisi kurikulum sudah ditetapkan adalah Ahlussunnah, dan itu perombakan yang dulunya pada Dinasti Fatimiyah, sudah dikikis habis. Dikembalikan kepada paham Ahlussunnah,” ungkap Ustadz Anung saat ditemui Voa-Islam di Kampus Dakwah Mohammad Natsir, Tambun Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (27/2/2016).
Dari dulu hingga saat ini, Al-Azhar menurut Annung tidak ada perubahan terhadap penolakan terhadap Syiah. “Saya melihat tidak ada perubahan dan fakta yang lain. Kan Mesir termasuk salah-satu negara yang pro dengan koalisi Arab Saudi,” ungkap Ustadz Anung.
Selanjutnya, Ustadz Anung mengungkapkan, jika memang ada khirrij (alumni) Al-Azhar yang kemudian menjadi Syiah atau pun membela Syiah, hal tersebut terlepas dari Al-Azhar.
Selain itu, dia juga bercerita saat masih menjadi mahasiswa di sana, paham Syiah ingin dimasukan dalam kurikulum Al-Azhar. Hal tersebut atas permintaan pemerintah Iran. Namun kata dia, Al-Azhar dan Mesir menolak.
“Al-Azhar itu di tahun 1999, atas nama pemerintah Mesir dan atas nama Al-Azhar, Doktor Farhat (Wakil Menteri dalam Negeri pada saat itu) dengan timnya berkunjung ke Iran ke Qum. Karena pihak iran meminta agar ajaran Syiah itu dimasukan ke kurikulum Al-Azhar. Nah beliau berpidato di hadapan mahasiswa termasuk saya hadir, beliau menyatakan bahwasanya Syiah tidak bisa masuk ke kurikulum Al-Azhar,” cerita Ustadz Anung.* [Nizar/Syaf/voa-islam.com]