PASAMAN (voa-islam.com)-- "Saya sedang belajar jam setengah sepuluh, tiba-tiba harus lari ke bukit...," tutur Ami tanpa mampu merampungkan ceritanya. Bocah kelas 6 SDN Lundar 4 Nagari Panti Timur itu rupanya masih trauma dengan serbuan galodo (banjir bandang) di dusunnya, 8 Februari lalu.
Galodo berupa air bah bermuatan ratusan kubik pasir itu menenggelamkan 58 rumah di Jorong (Dusun) Lambak, Nagari Panti Timur, Kec Panti, Kab Pasaman, Sumatera Barat. Akibatnya, 58 KK harus mengungsi ke SDN 4 Lundar. Termasuk Keluarga Ami.
"Masih 30-an KK yang mengungsi, karena rumahnya sulit dibersihkan dari timbunan pasir," kata Kepala Jorong Lambak, Hamidi, ketika menyambut kedatangan Tim LAZIS Dewan Dakwah, Ahad (28/2) siang.
Kehadiran LAZIS disertai para relawan dari Dewan Dakwah Perwakilan Sumbar, Ikatan Alumni IPB (IA-IPB), dan Mahasiswa Universitas Nasional Padang (UNP).
Dalam kesempatan itu, Tim menyampaikan bantuan logistik dari donatur LAZIS Dewan Dakwah. Selain itu, bertempat di ruang guru SDN 4 Lundar, Tim menggelar sesi trauma healing. Acara ini diikuti 78 anak pengungsi usia SD. Mereka senang menyimak cerita, menebak kuis, dan mendapat bingkisan.
Selanjutnya, Tim bersama Dinas Kehutanan Pasaman dan tokoh warga setempat, berencana untuk mengevakuasi batang-batang pohon di hulu Sungai Batang Lambak.
"Batang-batang pohon kita potong-potong dan evakuasi, agar tidak menutupi jalan. Ini juga untuk mencegah galodo kayu," terang Yozawardi, Kepala Dinas Kehutanan Pasaman yang alumnus Fakultas Kehutanan IPB.
Di samping itu, Tim juga mengajak masyarakat untuk membantu warga Jorong Tanjungduren, Kec Rao, yang rumahnya direndam banjir.
"Mereka membutuhkan seperti kasur alas tidur, karena seisi rumahnya dilibas air bah," kata Yoz.* [Syaf/voa-islam.com]