View Full Version
Kamis, 24 Mar 2016

Beda Strategi, Orientalis Temporer atau Modern Tetap Membenci Islam

JAKARTA (voa-islam.com)- Pentingnya membaca yang dianjurkan oleh Allah memang sangat penting. Selain merupakan bagian dari refleksi “Iqra”, membaca juga dapat membuka cakrawala ilmu melihat kebesaran-Nya di dunia ini. Terutama harus digalakannya kembali membaca Al-Qur’an. Dan boleh jadi apa yang dihasilkan dari membaca tersebut, umat Islam dapat (kembali) meraih kejayaannya. Juga dapat mengantisipasi bila ada golongan kaum kafir yang senantiasa mencoba mengubah isi dari kitab suci yang dimiliki oleh umat Islam.

Misalnya saja dalam sejarah, Kaisar Bizantium (Leo III) mencoba membuat keruh dengan tuduhannya kepada tokoh muslim. Kaisar tersebut menuduh bahwa tokoh tersebut mengubah isi dari Al-Qur’an. Benarkah?

Namun ada pula yang nyatanya mengubahnya melalui fitnah-fitnah keji, misalnya yang dituduhkan kepada nabi Muhammad. Adalah Yahya Al-Dimasyiq atau dikenal dengan John of Damaskus, yang mengatakan bahwa nabi Muhammad disebutnya sebagai orang yang ulung menipu. Ia juga menyebut bahwa nabi Muhammad menikahi Khadijah, Ummul Mukminun hanya untuk meraih kekayaan dan kesenangan.

“Yahya Al-Dimasyqiy berpendapat bahwa Nabi Muhammad adalah seorang penipu kepada orang Arab yang bodoh. Ia bahkan menuduh dengan sangat keji bahwa Rasulullah menderita epilepsy. Yahya Al-Dimasyqiy/John of Damascus mengatakan Nabi Muhammad menikahi Khadijah karena menginginkan kekayaan dan kesenangan,” tulis Irena Handono, pakar Kristolog, melalui akun Twitter pribadinya.

Apa yang diucapkan musuh-musuh Islam di dalam kenyataannya hingga saat ini masih saja digunakan, terutama oleh golongan orientalis modern.

Untuk di Indonesia sendiri, Irena memberitahu bahwa hal demikian pun pernah terjadi. Menyebar. Sontak saja membuat pernyataan itu membuat umat Islam resah. “Robert Morey dengan bukunya The Islamic Invasion telah membuat keresahan Muslim di Indonesia pada tahun 2003. Dalam artikel itu Klimovich menyimpulkan bahwa semua sumber informasi tentang kehidupan Nabi Muhammad adalah buatan belaka. Klimovich, yang mengadopsi pemikiran Snouck Hurgronje, menulis artikel pada 1930 dengan judul ‘Did Muhammad Ever Exist?’”

 Apapun namanya, bagi mantan biarawati ini, kebencian Islam akan tetap berlanjut. Dan hal ini tentu benar apa yang dikatakan oleh Allah.

“Orientalis klasik maupun kontemporer memiliki kebencian yang sama terhadap Islam. Hanya berbeda dari cara dan strateginya. Benarlah apa yang Allah nyatakan dalam QS Ali-Imran: 118. Dari fakta-fakta tersebut, masih adakah yang menganggap kebencian Barat terhadap Islam adalah fitnah?” (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version