KLATEN (voa-islam.com)--Beberapa waktu lalu, status Setiyardi menjadi viral di media sosial Facebook. Dalam statusnya, Setiyardi berencana memberikan rumah bagi Suratmi, istri Siyono jika diusir oleh warga pascaautopsi jasad Siyono.
Seperti diketahui, Djoko Widoyo Kepala Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Klaten, Jawa Tengah menolak secara tegas autopsi jasad Siyono. Jika autopsi dilaksanakan, Djoko tidak segan-segan mengusir keluarga besar Siyono dari desa tersebut. (Baca juga: Terancam Diusir Warga, Istri Siyono: Bumi Allah Luas, Kami Siap Tinggal di Mana Saja).
Pada Senin, (4/4/2016) menjelang siang, Setiyardi didampingi oleh PD Muhammadiyah Klaten dan sejumlah aktivis Islam Yogyakarta menyambangi kediaman Suratmi.
Pantauan wartawan Voa-Islam yang juga berada di lokasi melihat Setyiardi membawa dua karung beras dan makanan ringan untuk anak-anak Suratmi. Di hadapan keluarga besar Siyono, pengusaha properti yang tinggal di Jakarta ini menyampaikan maksud kedatangannya.
Setiardi bercerita, ia membuat status di media sosial tersebut didorong oleh perasaan haru perihal rencana pengusiran itu.
"Saya sempat kaget dengan kematian Siyono, padahal statusnya masih terduga. Yang lebih membuat saya terkejut, ketika saya mendapat kabar bahwa jika istri meminta auotopsi, mereka sekeluarga akan diusir," kata Setiardi.
Setiardi melanjutkan, saat ini ia sedang merintis usaha properti di Bogor. Maka, ia pun berbincang dengan rekan kerjanya jika keluarga Siyono sampai diusir mereka akan menghibahkan rumah di Bogor, Jawa Barat.
"Oke deh, jika bener diusir, kita siapkan satu rumah baru buat beliau. Tapi jika tetap mau tinggal di Klaten, akan kita bangunkan rumah di tempat yang lingkungannya lebih bersahabat," imbuh Setiyardi.
Ia mengaku sepenuhnya sadar, bahwa membantu orang seperti Suratmi bukannya tanpa resiko. Apalagi, ia secara terang-terangan membuat status tersebut sehingga menjadi viral dan tersebar ke mana-mana. Status Facebook Setiyardi telah dibagikan oleh ribuan orang dan dilihat oleh sedikitnya ratusan ribu pembaca.
Menurutnya, ia bisa saja memberikan bantuan secara diam-diam kepada Suratmi. Namun, untuk kasus kezaliman seperti Suratmi, ia mengaku perlu ada upaya terbuka supaya bisa menggerakkan orang lain untuk berbuat baik.
"Itu saya lontarkan terbuka sengaja supaya viral dan menimbulkan semangat warga untuk membantu. Saya yakin bangsa ini masih banyak orang yang mau tergerak hatinya," ungkap Setiyardi.
Setiardi juga menjelaskan bahwa ia tidak punya hubungan keluarga apapun dengan keluarga Siyono. Jangankan hubungan keluarga, kenal pun tidak. "Tapi kita kan masyarakat madani, menggalang dana untuk membantu sesama. Itu kan ideologi kita untuk membantu sesama," jelasnya.* [Tom/Syaf/voa-islam.com]