View Full Version
Ahad, 10 Apr 2016

Kain Kafan Siyono Nekad Diganti, Buka Tabir Kedzaliman Densus 88

SOLO (voa-islam.com)—Penggantian kain kafan almarhum Siyono yang nekat dilakukan pihak keluarga membuka tabir kedzaliman Densus 88 Antiteror Mabes Polri.

Endro Sudarsono, Sekretaris Jenderal Islamic Study and Action Center (ISAC) mengatakan saat diganti kain kafan, pada tubuh Siyono ditemukan banyak luka. Hal ini menyiratkan penyiksaan berat yang dialaminya. Kelopak matanya lebam, kakinya bengkak, kepala bagian belakangnya masih meneteskan darah, hingga kuku pada kakinya nyaris terlepas.

"Di tanggal 9 (Maret 2016) itu hanya Densus dan Siyono yang tahu. Dengan cara apa penyiksaan oleh Densus dilakukan hingga Siyono meninggal," ujar Endro saat menjadi pembicara pada diskusi Malam Keprihatinan untuk Advokasi Siyono, Sabtu (9/4/2016) malam di kawasan Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah.

Endro mengatakan, saat penyerahan jenazah, pihak keluarga dilarang oleh Mabes Polri melihat jasad Siyono. Apalagi sampai mengganti kain kafan.

Endro melanjutkan, autopsi jenazah Siyono yang dilakukan juga membuka tabir betapa dasyatnya penyiksaan yang dialami Siyono. Tulang rusuknya patah.

"Autopsi juga menjadi awal untuk membuka misteri kematian Siyono, tulang rusuknya patah dan tubuhnya penuh luka. Jadi itu yg disembunyikan densus 88 dan pihak kepolisian selama ini," imbuh Endro.

Anies Prio Anshori dari Tim Pengacara Muslim (TPM) Solo mengungkapkan, dalam setiap operasi penangkapan terhadap orang yang diduga teroris, Densus 88 tidak pernah menunjukan surat perintah.

Tak hanya itu, Anies mencontohkan tahun 2009 setidaknya ada sembilan orang ditangkap atas dugaan terorisme. Empat diantaranya menjadi klien TPM.

“Sembilan orang yang ditangkap ini mengaku mengalami penyiksaan oleh Densus 88," kata Anies.

Menurut Anies, proses hukum juga dinilai memojokan. Para tersangka dijadikan 'saksi mahkota', menjadi saksi atas perbuatannya dan sakai atas perbuatan tersangka lainnya dalam kasus yang sama. 

Tak hanya itu pengadilan juga menyiapkan pengacara khusus untum menghadapi persidangan.

"Posisimya sulit, bahkan mereka tidak bisa mengelak dari dakwaan yang belum tentu dilakukannya," tandas Anies.* [Arief/Syaf/voa-islam.com]

Keterangan foto: Siyono semasa hidup


latestnews

View Full Version