Jakarta (voa-islam.com)--Baru-baru ini, Ade Armando, aktivis Islam liberal mengatakan bahwa Al-Quran adalah sumber masalah, dan umat Islam harus meninggalkan penafsiran-penafsiran ulama terdahulu yang menurutnya telah usang dan tak relevan dengan zaman.
Hal ini sontak mendapatkan tanggapan dari Wakil Ketua Umum Persatuan Islam (Persis) Ustadz Jeje Zainuddin.
Ustadz Jeje menantang Ade Armando menghadirkan penafsiran secara utuh sebagai tandingan tafsir ulama yang Ade anggap usang tersebut.
“Kalau sekarang mereka punya penafsiran baru ayo kita ujikan. Kalau mau berbicara ilmiah,” kata Ustadz Jeje saat ditemui Voa-Islam di Hotel Balairung. Jakarta Timur, Kamis (5/5/2016).
Ustadz Jeje yang juga anggota Komisi Fatwa Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) tersebut mengatakan bahwa pandangan Ade adalah pandangan yang tidak otoritatif.
Sehingga jika pandangan Ade itu dikembangkan, maka semua orang tanpa terkecuali berhak untuk menjadi Mufassir (ahli tafsir).
“Dengan cara seperti itu mereka merelatifkan segala penafsiran. Jadi penafsiran itu tidak otoritaif. Itu cara liberal seperti itu. Semua orang bisa menafsirkan kalau begitu,” jelas Ustad Jeje yang juga Anggota Majelis Intelektual Ulama Muda Indonesia (MIUMI) tersebut.
Dengan demikian, Ustadz Jeje menyayangkan jika Ade Armando hanya bisa menganggap tafsiran ulama usang, sementara tidak bisa menghadirkan alternatifnya.
“Sekarang kan tidak ada yang utuh dari kajian liberal. Mereka bisanya hanya membongkar, tapi tidak menawarkan yang utuh,” ungkap dia.* [Nizar/Syaf/voa-islam.com]
Jakarta- Untuk membekali pemahaman menyeluruh tentang aliran sesat dalai slam, dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) bekerjasama dengan Sabakah Difa’an ‘An Sunnah, menggelar Dauoroh Syar’iyyah bagi para Da’i.
Dauroh yang diadakan di Hotel Balairung Matraman, Jakarta-Timur ini berlangsung selama tiga hari. Rabu 4-6 Mei 2016. Hadir sebagai pemateri Ulama asal Saudi Arabiya Syaikh Ali bin Abdullah Ammariy.
Dalam pemaparannya di hadapan ratusan da’i, Syaikh Ali Ammary menjelaskan tuntas tentang bahayanya aqidah aliran sesat syiah itsna asyariah (Imamiyah). Yang menurutnya saat ini telah banyak tersebar di dunia. Tak terkecuali Indonesia dan Malaysia.
Syaikh Ali mejelaskan, bahwa Aqidah Syiah imamiyah telah jauh dari islam. Mulai dari masalah Syahadat, rukun Islam, sampai kepercayaannya tentang Allah dan Rosulnya. Sehingga, dia berpendapat bahwa Syiah bukanlah Madzhab dalam islam, namun adalah agama baru yang dikaitkan kepada islam.
“Syiah (Imamiyah) bukanlah madzhab seperti maliki, syafi’I, syiah imamiyah adalah agama bohong dan agama tersendiri.” Jelas Syaikh Ali
Kemudian, dia juga menunjukan beberapa bukti tentang melencengnya aqidah syiah melalui video-video ceramah ulama syiah.
Selain itu, menurutnya, kekacauan di dunia timur tengah saat ini, telah banyak disebabkan oleh kalangan syiah yang membuat maker.
“kekacauan di jazirah arab saat ini tidak lain dikarenakan maker mereka.” Kata Syaikh Ali.