View Full Version
Senin, 09 May 2016

Fenomena Gadget, TPQ Terancam Kehilangan Santri

SOLO (voa-islam.com)--Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) seolah mulai ditinggalkan. Jumlah santri TPQ makin turun dari waktu ke waktu.

“Kalau dilihat dari jumlahnya, anak-anak yang ikut TPQ jumlahnya semakin turun,” ujar Saiful Anwar Direktur LABBAIKA Quranic Education Centre, usai memberi materi pada training guru TPQ di Pendopo Balaikota, Solo, Jawa Tengah, Ahad (8/5/2016).

Saiful mengatakan banyak hal yang menjadi faktor maikin sedikitnya anak-anak belajar di TPQ. Diantaranya adalah dampak buruk gadget dan mindset orang tua yang semakin materialis.

Gadget telah merenggut perhatian anak-anak untuk belajar dan mengaji. Disisi lain orang tua memandang sebelah mata pendidikan agama melalui TPQ karena dianggap tidak menjamin kesuksesan materiil.

“TPQ dan bimbel itu sama sama bukan lembaga pendidikan formal, tapi orang tua lebih rela mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk pendidikan anaknya di bimbel, untuk pendidikan agama mereka abai,” kata Saiful.

Di sisi lain perhatian pemerintah dalam meningkatkan kualitas guru TPQ sekaligus menjamin kesejahteraannya sangat kurang.

Di beberapa kabupaten/kota pemerintah daerah hanya berani memberikan insentif Rp 50 ribu per bulan bagi pengajar TPQ, ada pula yang besarnya Rp 100 ribu namun hanya boleh diambil tiga bulan sekali.

“Negara tidak perhatian dalam mendukung penyelenggraan TPQ. Kualitas guru dan kesejahteraannya diabaikan,” tandasnya.

Sementara itu, Suwondo, Ketua Yayasan Al Huda Solo sengaja menyelenggrakan training guru TPQ bertajuk “Guru TPQ Lejitkan Potensimu” untuk meningkatkan kualitas guru TPQ di Soloraya. Taining guru TPQ yang digelar untuk kedua kalinya itu, setidaknya diikuti puluhan guru TPQ se Soloraya.

Melalui training tersebut para guru TPQ diharap memiliki keterampilan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan menarik. Terlebih jumlah guru TPQ semakin sedikit.

“Jumlah guru TPQ saat ini sangat sedikit, maka dari itu kami mencoba meningkatkan kualitas gurunya, agar pendidikan TPQ memiliki kualitas yang baik dan tidak dipandang sebelah mata, dan kembali memiliki banyak santri” kata Suwondo.* [Arief/Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version