View Full Version
Kamis, 26 May 2016

Di Forum Doha, Ustadz Zaitun Lantang Kritik Inggris Soal ISIS dan PBB Soal Palestina

DOHA (voa-islam.com)—Pimpinan Umum Wahdah Islamiyah, Ustadz Muhammad Zaitun Rasmin berkesempatan hadir dalam Forum Doha. Forum ini dihadiri lebih seratus negara, yang terdiri dari beberapa kepala negara, mantan kepala negara, para menteri dan mantan menteri dari puluhan negara dan sekitar 5 orang calon Sekjen PBB.

Pada hari kedua, Ahad (22/5/2016) lalu, Ustadz Zaitun dalam sesi pembahasan masalah Keamanan dan terorisme berkesempatan menjadi penanggap .

Ustadz Zaitun menanggapi pemakalah dari utusan khusus PBB bagi proses perdamaian Timur Tengah Nikolay Mladenov. “Bahwa salah satu sebab berlarut-larutnya berbagai masalah keamanan dan perang di Timur Tengah adalah kelemahan PBB dalam menangani masalah-masalah tersebut. Bahkan terkesan PBB tunduk pada kepentingan negara-negara kuat  sekalipun mereka jelas jelas berlaku tidak adil terhadap negara atau bangsa lainnya,” ungkap Ustadz Zaitun.

Ustadz Zaitun melanjutkan, "Sebagai contoh adalah masalah Palestina. Dimana telah mengalami penjajahan dan penindasan hampir satu abad tetapi PBB belum bisa mengembalikan keamanan di sana apalagi mengembalikan  hak hak bangsa Palestina yang terampas dan jutaan dari  mereka yang terusir dari tanah airnya.”

Keadaan ini, jelas Ustadz Zaitun, menyebabkan keputusasaan dari banyak ummat Islam bukan saja di Palestina tetapi di berbagai kawasan timur tengah dan menjadi salah satu sebab tindakan terorisme dikawasan tersebut.

"Kita semua menolak dan mengecam terorisme tapi kita juga harus mempertanyakan bagaimaana peran dan sikap yang seharusnya dijalankan oleh  PBB," papar pengurus MUI Pusat ini.

Pada sesi berikutnya,pembahasan tentang problema ISIS dan solusinya, Ustadz Zaitun beri tanggapan dari pemakalah yang  yang berasal dari Inggris

Mengapa Inggris dengan para sekutunya tidak dapat menumpas ISIS padahal sudah lebih dari 2 tahun dengan kekuatan dari puluhan negara.

"Sebuah Pertanyaan yang muncul di masyarakat adalah, apakah ISIS itu lebih kuat dari Afganistan di zaman Taliban atau Irak di zaman Saddam Husain? Dimana Amerika, Inggris, dan sekutunya dapat menghancurkan Afghanistan dengan rezim Talibannya dan menghancurkan Irak dengan rezim Saddam nya hanya dalam beberapa minggu saja.  Maka patut dipertanyakan mengapa ISIS tidak dapat mereka lumpuhkan," papar Ustadz Zaitun dihadapan forum

Atau seperti dugaan banyak orang bahwa keberadaan ISIS  terus dipelihara untuk kepentingan dan agenda beberapa negara besar, baik dibidang politik maupun dibidang industri persenjataan.

Selesai Ustadz Zaitun memberikan tanggapan,  mantan Menteri Luar Negeri RI Bapak Hasan Wirajuda dan Consuler RI di Doha Bapak Boy Dharmawan mengucapkan selamat atas tanggapan yang diberikan.

Juga delegasi beberapa negara dan beberapa media manyampaikan rasa salut atas tanggapan dan pertanyaan tersebut. Diantaranya wartawan The Economist dari Inggris bernama Nicolas Pelham. Juga wartawan dari Aljazeerah yang lansung meminta wawancara tentang masalah-masalah tersebut dan juga tentang tanggapan dan harapan terhadap Forum Doha tersebut.

Forum Doha ini merupakan forum yang ke 16 yang di gelar Qatar sejak tahun 2004. Konsep ini didasarkan pada keyakinan Qatar bahwa banyak Isu dan masalah antar negara dapat diatasi dengan dialog.

Komite ini dihadiri puluhan negara Arab, regional dan internasional konferensi, rapat, konferensi, dan forum-host, menangani topik-topik seperti politik dan perubahan demokratis; atau ekonomi, komersial dan kerjasama ilmiah; dan juga dialog antaragama dan antar peradaban dalam mendukung perdamaian dunia

Forum ini dibuka Sabtu malam (21/6),dan dihadiri oleh Emir Qatar Syeikh Tamim bin Hamad al Thani, Presiden Yaman Abduh Rabbuh Mansur Hadi dan beberpa kepala negara lainnya.

Diantara pembicara pada sesi pembukaan beberapa Kepala Negara:  Presiden Afganistan Mohammad Ashraf Ghani, Presiden Republik Mauritius Dr Ameenah Gurib, Mogenst Lykkitoft Presiden 70 Session of United Nations General Assembly  dan Sekjen PBB Ban Ki-moon serta menteri luar negeri Qatar Syaikh Mohammed bin Abdurrahman al-Thani.

Menurut Ustad Zaitun, bahasan  utama forum ini adalah mencari jalan keluar dari berbagai masalah Timur Tengah, terutama tentang keamanan dan stabilitasnya, dan cara mengatasi masalah terorisme serta masalah-masalah ekonomi.

Dari Indonesia selain ustadz Zaitun ada mantan menteri luar negeri Hasan Wirajuda. Hadir pula consuler Indonesia di KBRI Doha Qatar, Boy Dharmawan

Pada forum tersebut Ustadz Zaitun yang diundang  atas rekomendasi Dubes Qatar di Indonesia sempat berbincang dengan Sekjend PBB Ban-Ki Moon dan memperkenalkan diri sebagai pengurus  Majlis Ulama Indonesia Pusat. * [Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version