View Full Version
Senin, 01 Aug 2016

Konflik SARA di Tanjugbalai, MUI: Tidak Ada Salahnya Adzan Melalui Pengeras Suara

TANJUNGBALAI (voa-islam.com)—Konflik SARA yang terjadi di Tanjungbalai, Sumatera Utara, Sabtu (30/7/2016) lalu menjadi keprihatinan banyak pihak.

Belakangan, adzan melalui pengeras suara disebut-sebut sebagai penyebab konflik tersebut. Seorang warga etnis Cina merasa terganggu dengan suara adzan yang dilantunkan melalui pengeras suara. (Baca juga: Warga Etnis Tionghoa Protes Azan di Masjid, Tanjungbalai Rusuh).

Menanggapi hal ini, Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH Tengku Zulkarnain bersuara.

Tengku menegaska, masyarakat di Tanjungbalai mayoritas beragama Islam. Jadi, kata dia, tidak ada salahnya umat Muslim untuk menyiarkan adzan melalui pengeras suara.

Namun, ia juga tidak setuju dengan aksi anarkis yang dilakukan oleh sekelompok massa terhadap rumah ibadah. "Tidak dibenarkan anarkis, umat manapun itu tindakan yang salah, tapi jangan juga melarang umat Muslim untuk adzan," kata Tengku seperti dikutip Republika Online.

Menurut Tengku, ada tiga hal yang memicu kerusuhan tersebut. Yaitu ketidak adilan, ketertindasan, dan ketidakberdayaan umat Islam di Tanjung Balai.

Soal tidak adanya keadilan di Tanjung Balai, Tengku mengatakan, seharusnya masyarakat saling menghargai dan memiliki sikap toleransi khususnya dalam ibadah. (Baca juga: Rusuh SARA di Tanjungbalai, Habib Rizieq Peringatkan Ahok).

"Adanya ketidakadilan, ketertindasan dan ketidakberdayaan membuat warga yang dipanaskan dengan isu SARA menjadi marah," ujar Tengku.

Tengku berharap tidak ada kejadian serupa yang terulang di tempat lainnya. Pemerintah dan aparat keamanan pun diminta untuk segera menyelesaikan masalah tersebut tanpa pandang bulu.* [Rol/Syaf/voa-islam.com]

 


latestnews

View Full Version