View Full Version
Rabu, 17 Aug 2016

Ketika Terikat dengan Al-Haq, GARDAH: Itu Merdeka

BANDUNG (voa-islam.com) - Dalam setiap perayaan hari kemerdekaan di Indonesia yang diperingati setiap tanggal 17 Agustus, kata yang biasanya sering diucapkan sebagai yel-yel adalah merdeka. Apakah yang dimaksud dengan merdeka?

Menurut Ketua Markas Komando Gerakan Pagar Aqidah (GARDAH) Ustadz Suryana Nurfatwa, arti merdeka dalam pandangan Islam adalah terlepas dari belenggu kedzoliman.

"Jika kita terikat dalam Al-Haq (Islam) itu merdeka, tapi kika terikat dalam kedzoliman itu tidak merdeka alias terbelenggu dalam jajahan kedzoliman," katanya kepada voa-islam.com, Selasa, (16/08).

Penjajah jangan dilihat dari bangsanya, mau Belanda atau Jepang bahkan bangsa sendiripun jika mengikat rakyatnya dengan aturan dan perilaku kedzoliman maka dia adalah penjajah yang merampas kemerdekaan rakyatnya dalam menegakan Al-Haq," lanjutnya.

Di Indonesia, kata Suryana, kalau dari sudut ibadah cukup merdeka, tidak ada aturan melarang shalat atau ibadah lainnya.

"Akan tetapi para penoda agama seperti munculnya aliran-aliran sesat, itupun cukup merdeka di negeri ini sehingga sangat leluasa menginja-injak kehormatan Islam. Pembiaran-pembiaran munculnya aliran sesat, pemurtadan dan kemaksiatan menjadikan makna merdeka di negeri ini menjadi tidak terasa," ungkapnya.

"Apalagi tatkala aparatnya berkhianat dengan korupsi, gampang disuap dan lain-lain itu lebih merusak makna kemerdekaan. Kami merindukan negeri yang baldatun thoyyibun wa robbun ghofur," pungkasnya. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version