SOLO (voa-islam.com)—Puluhan aktivis dari berbagai ormas Islam seperti Majelis Mujahidin, Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), dan Jamaah Ansharusy Syariah (JAS) melakukan protes atas pembangunan Rumah Sakit Siloam Solo, Jawa Tengah, Jumat (19/8/2016).
Keberdaan Rumah Sakit Siloam dinilai sarat dengan misi kristenisasi. Aksi protes warga dan ormas Islam bukan kali pertamanya dilakukan. Aksi kembali dilakukan sebab Pemerintah Kota Surakarta mengabaikan aspirasi warga. Kemarin Kamis (18/8/2016) Walikota Surakarta FX Hadi Rudyatmo melakukan peletakan batu pertama menandai diawalinya pembangunan Rumah Sakit Siloam.
"Ada penolakan besar dari warga kok bisa-bisanya walikota melakukan peletakan batu pertama. Berarti walikota telah mengabaikan aspirasi warga dan tidak mentaati aturan yang ada," ujar Hanif perwakilan Majelis Mujahidin Kota Surakarta.
Lanjutnya, penolakan atas berdirinya Rumah Sakit Siloam tidak hanya di kota Solo. Aksi penolakan juga pernah terjadi di Padang, Sumatra Barat. Rumah Sakit Siloam terindikasi menjalankan misi kristenisasi berkedok pelayanan kesehatan.
"Kami berharap warga memegang teguh keimanan dan tidak tergiur oleh tawaran uang jika diminta menyetujui pendirian rumah sakit ini," imbuh dia.
Ustadz Cak Rowi mewakili Jamaah Ansharusy Syariah mengatakan lolos pemeriksaan amdal dan perolehan IMB ditengah adanya penolakan menjadi bukti dilakukannya berbagai cara guna memuluskan berdirinya Rumah Sakit Siloam.
Lanjut Cak Rowi, rumah sakit yang menjadi bagian dari Lippo Group itu, di Solo mengajukan ijin dibawah naungan Yayasan Terang Bangsa. Yayasan ini sangat getol melakukan kristenisasi. Lantaran kedoknya terbongkar, perijinan Siloam berganti dibawah naungan PT Manyala Harapan, sekaligus dengan rencana pendirian hotel, dan sekolah.
“Mereka menggunakan berbagai dalih. Demi menggolkan tiga fungsi kristenisasi dengan membuka jasa perhotelan rumah sakit. Di sini mereka akan menguasai sumberdaya manusia dan melakukan kristenisasi serat mendirikam sekolah untuk mencetak para misionaris," ungkapnya
kekhawatiran tersebut sudah disampaikan kepada pemerintah Kota Solo. Namun Pemkot Solo justru mengabaikannya.
"Pemkot solo sepertinya haus investasi. investasi yang ddibuka besar besaran membawa penjajahan gaya baru. Di Solo ini sudah cukup banyak Rumah Sakit, warga solo tidak perlu lagi," kata Cak Rowi
Sementara itu, Yusmar perwakilan LUIS, mengajak masyarakat untuk senantiasa waspada dan menolak berdirinya Rumah skait Siloam. Terlebih mulai ada perman bayaran yang telah dibeli untuk mengintimidasi warga.
"Warga tidak perlu takut, kami dari laskar Islam siap memback-up kaum muslim. Siapa saja yang mencoba untuk mengintimidasi akan kami hadapi," katanya.
Aksi ditutup dengan pernyataan sikap menolak berdiirnya Rumah Sakit Siloam. Secara simbolis warga dan ormas Islam memasang spanduk penolakan Kawasan Kratonan Solo, yang menjadi lokasi pembangunan Rumah Sakit Siloam.* [Aan/Syaf/voa-islam.com]