BANDUNG (voa-islam.com) - Upaya mencegah maraknya kristenisasi terutama di daerah-daerah rawan pemurtadan seperti daerah terpencil, membutuhkan kerjasama antar komponen umat Islam. Tak hanya itu, menghilangkan ego sektoral antar kelompok umat Islam menjadi kebutuhan. Pasalnya, gerakan kristenisasi dan pemurtadan memanfaatkan perpecahan karena perbedaan mazhab ini.
Karenanya, hal yang tak kalah penting adalah menghilangkan fanatisme yang berujung pada klaim bahwa kelompoknya adalah yang paling benar. Dengan begitu, diharapkan umat Islam akan bersatu dan sepakat untuk mencegah gerakan kristenisasi. Waketum Persis, JJ. Zaenudin berharap umat Islam dapat menghilangkan ego demi persatuan Islam.
“Sangat diharapkan umat Islam saling menghormati perbedaan mazhab atau keyakinan, dan akan kuat kalau bersatu,” ajaknya, Ahad (04/09).
Dalam tataran teoritis Islam sudah tentu akan menang karena sudah pernah ada perdebatan sebelumnya soal ajaran wahyu antara Islam dan Kristen. Namun, hal yang perlu diwaspadai justru di lapangan karena gerakan kristenisasi dan pemurtadan terorganisir dan menggunakan segala cara. Sedangkan umat Islam cenderung berjalan sendiri-sendiri
Dikatakan dia, Persis tengah berkordinasi dengan sejumlah pihak baik ormas-ormas Islam maupun lembaga pemerintah untuk mengantisispasi gerakan-gerakan kristenisasi dan radikalisme.
“Upaya-upaya itu penting dilakukan karena dalam tataran praktis dan lapangan gerakan kristenisasi dan pemurtadan akan terus terjadi dengan berbagai cara, dan kita seluruh umat Islam harus bersatu untuk mencegahnya,” ujarnya seperti dikutip dari laman Persisalamin.
Dalam tataran teoritis Islam sudah tentu akan menang karena sudah pernah ada perdebatan sebelumnya soal ajaran wahyu antara Islam dan Kristen. Namun, hal yang perlu diwaspadai justru di lapangan karena gerakan kristenisasi dan pemurtadan terorganisir dan menggunakan segala cara. Sedangkan umat Islam cenderung berjalan sendiri-sendiri.
“Itulah yang harus umat Islam waspadai dan harus melakukan upaya nyata sebagai respon kristenisasi dan pemurtadan ini,” pungkasnya. [syahid/voa-islam.com]