JAKARTA (voa-islam.com)—Anggota Dewan Hisbah PP Persatuan Islam (Persis) Ustadz Teten Romly Qomaruddin tidak merasa kaget dengan diselenggarakannya haji tandingan di Karbala Irak oleh jutaan orang penganut Syiah.
Ustadz Teten mengungkapkan dalam teologi Syiah ada dalil yang mengatakan ‘fa inna Karbala afdhalu minal Ka'bah’ yang berarti ‘sesungguhnya Karbala lebih utama ketimbang Ka'bah’. Menurut Ustadz Teten hal ini bisa dilihat di Nashaaih Ghaaliyah: 1988 dan As-Syi'ah Nidhaal am Dhalaal: 2014.
Selain itu, Ustadz Teten juga menjelaskan bahwa revolusi Iran adalah bentuk kebencian terhadap Arab Saudi yang diwariskan berabad-abad yang lalu.
“Apa yang dikhawatirkan para analis dan sejarawan selama ini; Walid al-A'zhami yang menyebut revolusi Khomeneiyyah mrupakan warisan kebencian turun temurun dan penyebaran pemikiran destruktif (lihat Al-Khomeneiyyah Warietsatul Harakaat al-Haaqidah wal Afkaar al-Faasidah: 1988), Dr. Abdul Mun'im an-Nimr yang mngingatkan terjadinya persekongkolan merebut ka'bah telah dmulai sejak masa lalu (lihat Al-Mu'ammaraat 'alal Ka'bah minal Qaraamithah ilal Khomeneiyyah: 1988),” ungkap Ustadz Teten.
Ustadz Teten melanjutkan, “Dan Dr. Raghib Sirjani, juga Dr. Adam bin 'Abdillah al-Hilaly yang memaparkan bagaimana cita-cita besar tegaknya kembali Daulah Syi'ah atau kembalinya Imperium Persia Raya yang tengah mereka perjuangkan hingga memuncaknya keyakinan ideologis mereka dengan dalil atau dalih yang dibuatnya (Lihat Nashaaih Ghaaliyah: 1988 dan As-Syi'ah Nidhaal am Dhalaal: 2014). Mari jangan lupakan sejarah.” *[Syaf/voa-islam.com]