JAKARTA (voa-islam.com)—Kelompok Syiah membantah bahwa prosesi ritual ibadah massal hari Arafah di Karbala Irak sebagai wukuf tandingan, sebagaimana diberitakan oleh sebuah stasiun televisi swasta di Indonesia. Mereka mengatakan ritual tersebut sebatas ibadah utama di hari Arafah.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Jenderal Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Ustadz Bachtiar Nasir ragu dengan bantahan kelompok Syiah tersebut.
"Menurut saya itu hanya taqiyah saja," tegas Ustadz Bachtiar kepada wartawan disela-sela acara Muzakarah Ulama dan Nasional di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (14/9/2016).
Pendiri AQL Islamic Center itu menjelaskan, bahwa prosesi ibadah seperti wukuf Arafah di Karbala sudah dilakukan kelompok Syiah sejak lama.
"Ini sudah ratusan tahun mereka lakukan, jadi bukan hal yang baru," beber Ustadz Bachtiar.
Lanjutnya, persoalan ritual mirip Wukuf di Karbala muncul ke publik karena bertepatan dengan fenomena politik Arab Saudi melarang haji kaum Syiah.
"Persoalan kenapa ini mencuat karena mereka memanfaatkan isu Saudi melarang Syiah haji, jadi ini dibesarkan," tutur Ustadz Bachtiar.
Sekadar diketahui, salah satu stasiun televisi swasta nasional sempat menayangkan prosesi ritual kaum Syiah pada hari Arafah 9 Zulhijjah 1937 H di Karbala, Irak, tempat syahidnya cucu Nabi SAW, Hussain Ra.
Stasiun TV tersebut menyatakan ritual kaum Syiah itu sebagai wukuf tandingan. Sontak pemberitaan itu menimbulkan kontroversi. Kaum Syiah sendiri menganggap itu sebagai tuduhan terhadap mereka. Syiah mengaku prosesi itu hanya sebagai ibadah utama di hari Arafah, bukan wukuf.* [Bilal/Syaf/voa-islam.com]