View Full Version
Ahad, 09 Oct 2016

Pemuda PUI: Kita Semakin Tahu Siapa Ahok Sesungguhnya

JAKARTA (voa-islam.com)—Pernyataan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang memelintir kandungan al-Qur’an surat al-Maidah ayat 51, Rabu (30/9) lalu banyak dikecam.

Ahok yang disebutkan para pendukungnya anti SARA justru menabuh genderang isu SARA. Penistaan terhadap ayat al-Qur`an mengundang kecaman Pengurus Pusat Pemuda PUI (Persatuan Umat Islam).

Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda PUI Raizal Arifin mengutuk keras pernyataan Ahok. “Perkataan Ahok sudah kelewatan. Ia telah merusak kebhinekaan yang dijaga selama ini. Sekarang kita semakin tahu siapa Ahok sesungguhnya. Sebagai pejabat, perkataan ini jelas kotor dan melukai perasaan umat Islam,” dalam rilis media, Jum’at (7/10/2016).

Ucapan Ahok seperti dalam Youtube Pemprov DKI Jakarta sangat jelas ungkapannya. Antara diksi dan kalimat tidak dipenggal. Ahok menilai umat Islam dibohongi dengan surat Al-Maidah ayat 51.

Hal ini, jelas Raizal, menunjukkan bahwa Ahok adalah orang yang arogan, menyerang ajaran agama dan memprovokasi SARA. Padahal, Ahok bisa mencari ungkapan-ungkapan yang mendamaikan, bukan mengundang antipati. Calon gubernur seharusnya mengedepankan nilai-nilai demokrasi yang sejuk.

Terlepas dari hiruk pikuk politik DKI Jakarta. Pemuda PUI memberikan dukungan kepada siapa pun untuk mempolisikan Ahok.

“Ini pembelajaran mahal bagi Ahok dan para pendukungnya. Kepolisian harus segera menindaknya agar terhindar dari konflik horizontal yang lebih kompleks. Begitu pun Komnas HAM secepatnya mengambil tindakan tegas dalam kasus ini,” tambah Raizal Arifin.

Sekretaris Jenderal Pemuda PUI Kana Kurniawan menghimbau kepada warga DKI Jakarta yang menghadapi hajat demokrasi harus selektif memilih kandidat gubernur.

“Perkataan Ahok merupakan peringatan tentang adanya problem kepribadian kandidat yang harus diperhatikan. Umat Islam Jakarta secara khusus tidak membalasnya dengan sikap serupa. Tetap harus bersikap yang mengedepankan nilai-nilai Islam penuh kasih sayang dan cinta persatuan. Harus menjadi momentum persatuan umat, tidak terpecah demi kemajuan bangsa. Lihat agenda keummat harus menjadi bagian penting dari demokrasi ini,” ungkap Kana. [Syaf/voa-islam.com] 


latestnews

View Full Version