JAKARTA (voa-islam.com)--Nuansa Islam Universitas Indonesia (Salam UI) kecewa kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, karena tidak mau menemui ulama dan umat Islam yang menuntut agar aparat penegak hukum segera melanjutkan proses hukum atas dugaan penodaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama.
"Salam UI menyatakan kekecewaannya Kepada Presiden RI Joko Widodo sebagai pemimpin yang dipercayakan amanah kenegaraan oleh rakyat Indonesia namun tidak bersedia hadir menemui massa aksi di Istana Negara," kata Ketua LDK Nasional Salam UI, Rangga Kusumo dalam rilis yang diterima voa-islam.com, Jakarta, Senin (7/11/2016).
Namun demikian, kata Rangga, Salam UI mengapresiasi tercapainya beberapa kesepakatan antara kaum muslimin yang diwakili oleh para ulama dengan para pemangku kebijakan terkait kasus dugaan penodaan agama ini.
"Berdasarkan poin kesepakatan tersebut, Salam UI mendesak pemerintah, DPR/MPR serta aparat penegak hukum untuk bertindak cepat, tegas, profesional dan transparan dalam memproses kasus ini.
Sambungnya, juga berdasarkan pada UUD 1945 pasal 28 D ayat 1 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.
Maka, Salam UI berkomitmen siap bekerjasama dengan elemen lainnya untuk terus mengawal proses hukum kasus ini agar tidak terjadi diskriminasi hukum hingga terciptanya keputusan akhir yang seadil-adilnya.
Salam UI juga mengimbau kepada seluruh umat Islam di Indonesia agar tetap saling menguatkan, bersiap siaga dan mendukung satu sama lain dalam mengawal proses hukum yang sedang berlangsung, terutama hingga dua pekan kedepan terhitung sejak 4 November 2016 yang lalu.
"Buktikan bahwa kita mampu bijak dan tepat dalam bersikap, tetap bergerak dalam satu barisan yang rapi, serta selalu mematuhi arahan yang diberikan oleh para ulama. Tunjukkan juga bahwa kita masih percaya terhadap penegakkan hukum di Indonesia," tandasnya.* [Bilal/Syaf/voa-islam.com]