JAKARTA (voa-islam.com)--Aktivis sosial, Ratna Sarumpaet mengaku kecewa dengan Amnesty Internasional yang menuding gerakan Aksi Bela Islam sebagai tindakan diskriminasi agama dan ras. Menurut Ratna, tudingan Amnesty Internasional sembrono tanpa fakta.
"Saya di era Soeharto dilindungi Amnesty, dan setahu saya kerjanya tidak seburuk ini. Ini data-datanya, menuduh diskriminasi dan hanya memojokkan FPI. Padahal ini aksi damai umat Islam, bahkan di luar umat Islam, di seluruh negeri," ungkapnya dalam konferensi pers Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI di Jakarta, Jumat (18/11/2016).
Ratna mengaku tidak mempersoalkan pemantauan aktivitas HAM di Indonesia oleh lembaga-lembaga HAM asing. Namun, dia meminta semua lembaga HAM untuk bekerja dengan profesional berdasarkan data yang valid.
"Kami tidak berhak menolak pemantauan lembaga-lembaga HAM internasional, tapi lakukan dengan benar," ujarnya
Sebab, lanjut Ratna, dalam Aksi Bela Islam 4 November lalu, terjadi pembantaian dan kekerasan terhadap umat Islam di depan Istana Negara. Tapi, lembaga-lembaga HAM internasional tidak mempedulikan.
"Saya serukan Amnesty International bila memang ingin melihat toleransi dengan benar, mari lihat kami dengan komprehensif," lontarnya.
Ratna menegaskan bahwa rakyat Indonesia selama 72 tahun merdeka sudah paham makna toleransi. "Justru, gerakan ini adalah aksi toleransi," tandasnya.* [Bilal/Syaf/voa-islam.com]