JAKARTA (voa-islam.com)--Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah (LAZIS) Dewan Dakwah menggelar aksi solidaritas untuk dunia Islam melalui Roadshow Al Quds Global Campaign di Jabodetabek.
LAZIS Dewan Dakwah juga mengundang aktivis Al-Quds Global Campaign asal Palestina Akh Mahmoud Abu Bakkar berbicara menjelaskan persoalan Al-Aqsha, di Masjid Al Furqon DDII Jl Kramat Raya 45 Jakpus, pada Jumat (9/12/2016).
Dalam campaign-nya, Mahmud menjelaskan bahwa masjid Al-Aqsha sebagai kiblat pertama umat Islam yang disucikan berada dalam ancaman pencaplokan Israel. Yahudi Israel bersemangat merebut Al-Aqsha untuk dialihfungsikan sebagai Haikal Sulaiman.
Israel melakukan sejumlah manuver agar umat Islam dijauhkan dari masjid Al-Aqsha. "Saat ini, Israel membuat pembatasan waktu dan tempat. Kaum muslimin dilarang mengakses masjid Al-Aqsha disebagian tempat dan di sebagian waktu," katanya saat berbincang dengan voa-islam.com, Jumat (9/12/2016).
Israel, lanjut Mahmud, melakukan mobilisasi penduduk Yahudi untuk sering berziarah dan mengunjungi masjid Al-Aqsha. "Penduduk Yahudi dibayar pemerintah Israel sebesar 700 dolar untuk berziarah ke Al-Aqsha," jelasnya.
Mobilisasi peziarah Yahudi tersebut, bertujuan agar Israel mendapatkan klaim atas Al-Aqsha.
Maka dari itu, Mahmud merasa memiliki kewajiban untuk mengajak umat Islam di Indonesia peduli atas masalah yang menimpa Al-Aqsha. Kedatangannya ke Indonesia, salah satu tujuannya adalah menjelaskan permasalahan di Al-Quds secara utuh dan menyeluruh agar kaum Muslimin di Indonesia memahami pentingnya permasalahan Al-Quds.
Tujuan kedua, dia berharap kampanye tersebut dapat menggalang dana untuk membiayai upaya menjaga masjid Al-Aqsha yang membutuhkan dana cukup besar.
Peruntukkan dana yang cukup besar, diantaranya digunakan bagi upaya mengatasi klaim sepihak Israel. Global Campaign Al-Quds mencoba mengawal mobilisasi murabithun (relawan penjaga) Al-Aqsha dan jamaah sholat di Al-Aqsha. Upaya mobilisasi itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
"Jumlah Murabithun di Al-Aqsha ada seribu lima ratus orang. Karena, mereka meninggalkan aktivitas keseharian, murabithun diberikan uang ransum sebesar 225 dolar. Dan itu cukup kecil untuk ukuran di Palestina," ungkap Ade Salamun, koordinator Al-Quds Global Campaign di Indonesia.
Adapun, untuk memudahkan mobilisasi jamaah shalat ke masjid Al-Aqsha. Al-Quds Global Campaign bermaksud menggulirkan pengadaan bis angkut. "Di Al-Aqsha hanya penduduk 50 tahun ke atas yang boleh shalat. Padahal, di sekitar Al-Aqsha tidak banyak penduduk usia tersebut. Oleh karena itu, perlu dimobilisasi dari lokasi lain, dan jaraknya cukup jauh sekitar 180 KM," ungkap Ade.
Mahmud menjelaskan selama murabithu menjaga al-Aqsha. Di sana juga,di isi sejumlah kegiatan keislaman. Di antaranya, kajian keislaman, pelatihan memasak untuk muslimah, kajian pernikahan, dan aktivitas anak-anak.
Sekedar diketahui, Global Campaign Al-Quds untuk di Asia Tenggara di pusatkan di Indonesia dan Malaysia. Adapun di Indonesia, roadshow dilakukan di sejumlah daerah seperti Jabodetabek, Batam, Tanjung Pinang, Solo, Klaten dan Yogyakarta. * [Bilal/Syaf/voa-islam.com]