JAKARTA (voa-islam.com)--Wakil Ketua MPR-RI, Dr. Hidayat Nur Wahid (HNW) menilai tafsir al-Quran milik Muhammdiyah "At-Tanwir" perlu mempertaham pengkajian etos politik, meneruskan tradisi Muhammadiyah selama ini.
"Tafsir At-Tanwir belum menggali etos Politik. Padahal, Muhammadiyah adalah gerakan amar ma'ruf nahi munkar yang high Politic. Moral politiknya sangat tinggi," katanya saat memberikan testimoni pada Launching Tafsir At-Tanwir, di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Selasa lalu (13/12/2016).
Apalagi, menurut HNW, tafsir politik perspektif Quran sangat diperlukan saat ini. Ketika membahas maliki yaumiddin di sana ada etika politik. * [Bilal/Syaf/voa-islam.com]
"Agar kita tidak terjebak dengan musyrik politik atau bidah politik," ucapnya.
HNW menambahkan Muhammadiyah selama ini mengusung politik adiluhung dan politik bermoral. Sementara di satu sisi, saat ini ada politik yang tidak bermoral. Dia mencontohkan bagaimana saat ini ada politisi senang berkata-kata membawa kebun binatang dan toilet, hingga menista agama.
"Tapi, anehnya ada Muslim yang membela politisi tidak bermoral tersebut. Bahkan, dia pernah mejadi Pimpinan Pusat. Jadi Etika politiknya mana? Ungkapnya.
Lanjut HNW, jangan sampai kedepannua ada pihak-pihak yang mencari pembenaran bahwa etika politik itu tidak penting. Hanya karena tidak ada dalam penjelasan di kitab tafsir.
"Padahal, selama ini Muhammadiyah sudah mengusung moral politik adiluhung dan politik berkemajuan yang dipraktekkan sejak dulu oleh para tokohnya seperti KH. Kasman Singodimedjo yang merupakan tonggak-tonggak awal. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan," sarannya.