JAKARTA (voa-islam.com)--Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) prihatin dengan banyaknya tenaga kerja asing (TKA) yang masuk ke Indonesia. Karena, membawa efek kurang baik bagi pekerja pribumi.
"Membanjirnya tenaga asing berdampak negatif bagi pekerja lokal seperti terjadi di Banten pada bulan Agustus lalu,"kata Ketua Umum PBNU,Said Agil Siraj dalam keterangan persnya, Jakarta, Selasa Kemarin (20/12/2016)
NU mengungkapkan, tahun ini terjadi kasus polisi menangkap 70 tenaga kerja asal Tiongkok di sebuah pabrik semen di Serang, Banten. Pabrik tersebut mempekerjakan 30 persen tenaga kerja lokal dan 70 persen tenaga kerja asing. Bayaran yang mereka terima pun sangat besar dibanding buruh lokal. Buruh asing mendapat 15 juta per bulan sementara buruh lokal 2 juta.
Rata-rata tenaga kerja lokal mendapat bayaran hanya 200 ribu. Sementara tenaga kerja asing sekitar 500 ribu. Sedangkan, penggangguran masih cukup tinggi. Perekonomian Indonesia juga merosot jauh.
"Kegiatan ekspor berkurang, pendapatan dan daya beli masyarakat menurun, sementara harga-harga masih tinggi,” terang Said.
Maka dari itu, sambung Said, PBNU mendesak kepada pemerintah agar mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana yang tercantum pada sila kelima.
"Kedua, mengingatkan kepada pemerintah dan pengusaha untuk memperhatikan kembali hal-hal yang mendasar sebelum mempekerjakan tenga asing di Inonesia," tegasnya.
Pemerintah, kata dia, juga harus sensitif menjaga perasaan rakyat dan mengkaji ulang kebijakan pembangunannya bila dalam prakteknya tidak menjadikan rakyat sebagai partnernya.
"Mendorong pemerintah aktif membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia dan memperkuat negosiasi kesepakatan dalam paket kerja sama investasi,"pungkasnya. * [Bilal/Syaf/voa-islam.com]