View Full Version
Sabtu, 21 Jan 2017

Dicegat dan Dikriminalisasi Polisi Singapura, Ustadz Angga Beserta Istri Gagal Berangkat Umrah

 

SINGAPURA (voa-islam.com)--Rencana Ustadz Angga Setiawan dan istri berangkat umrah pada 18 Januari 2017 lalu pupus.

Ustadz Angga yang merupakan warga Solo, Jawa Tengah ini tak bisa melanjutkan perjalanan ke Tanah Suci setelah dicegat pihak kepolisian Singapura.

Pihak kepolisian Singapura menuduh Ustadz Angga beserta istrinya sebagai jaringan teroris sehingga tidak bisa melanjutkan perjalanan ke Jeddah, Arab Saudi.

Menurut keterangan yang diterima Voa Islam, Ustadz Angga berangkat umrah bersama rombongan berjumlah 24 orang yang dikoordinir oleh sebuah travel.

Rombongan umrah ini terbang dari bandara Adisucipto menuju Singapura dengan menggunakan pesawat Air Asia.

Setelah transit di Singapura, rombongan melanjutkan penerbangan ke Jeddah dengan pesawat Saudi Airlines. Pukul 11.00 waktu setempat, Ustadz Angga mulai antri untuk cek di imigrasi setempat.

Alhamdulillah, semua rombongan tidak ada kendala, kecuali ustadz Angga bersama istri. Saat ustadz Angga cek di imigrasi dipersilakan untuk menuju kantor imigrasi.

Di kantor imigrasi bandara Singapura, Ustadz Angga beserta istri diinterogasi. Materi awal pertanyaan dirasakan ustadz Angga sangat detail namun wajar-wajar saja.

Namun makin lama materi pertanyaan semakin aneh dan menjurus pada kegiatan keagamaan. Yang menjadi sangat aneh, ketika ustadz Angga izin untuk buang air, diikuti petugas kepolisian sampai ke dalam kamar mandi, bahkan dikala masuk toilet akan menutup pintu tidak diperbolehkan.

Makin lama pertanyaan semakin aneh terutama yang ditanyakan kepada istri beliau. Istri beliau ditanya, “Suami ibu Abu Ba’asyir ya."

Ustadz Angga ditanya juga masalah jenggot. Beliau jawab sederhana, “Ini mode dalam agama Islam." Introgasi selesai. Lalu kedua kopor Ustadz Angga diperintahkan untuk digeledah. Semua itu selesai tepat pukul 16.45 waktu Singapura.

Yang sangat menyakitkan pihak kepolisian meninggalkan Ustadz Angga bersama istri begitu saja tanpa penjelasan sama sekali. Pukul 17.00 Ustadz Angga bersama istri dipanggil petugas bandara. Disitulah baru diberitahukan bahwa Ustadz Angga tidak diizinkan melanjutkan perjalanan ke Jeddah.

Berita tersebut disambut isak tangis sang istri yang bersusah payah menabung supaya bisa pergi umrah tersebut. Saat itu satu kata yang terucap dari bibir, ”Dzalim."

Ustadz Angga lalu diamankan di tempat yang disediakan keamanan bandara Singapura . Ustadz Angga menginap semalam, kemudian kembali diterbangkan ke Indonesia keesokan harinya 19 Januari 2017 pada 11.00 waktu setempat.

Pukul 12.30 WIB ustadz Angga bersama istri mendarat di bandar udara Adisucipto. Turun di pesawat drama belum selesai. Ustadz Angga bersama istri disambut pihak imigrasi Indonesia dan kepolisian.

Bahkan Polda. Pertanyaan pun tak berubah dengan di Singapura, bahkan semakin menjurus ke arah teroris dan ISIS. Padahal diakuinya, Ustadz Angga bukanlah simpatisan ISIS Yang menjadi aneh.

Sesampainya di Indonesia Ustadz Angga menemui biro travel yang kebetulan dulu murid istri Ustadz Angga. Rencana mau menyusul jamaah yang sudah sampai Madinah lewat Semarang langsung ke Madinah.

Namun anehnya pihak maskapai Saudi Airlines tidak bisa memberikan tiket untuk Ustadz Angga bersama istri. Rencana kejadian yang tidak nyaman ini akan beliau torehkan talam sebuah buku berjudul “Umrohku Tak Berjasad”. * [Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version