View Full Version
Sabtu, 11 Mar 2017

Dahnil: Satu Tahun Kasus Siyono, Pelajaran Berharga Bagi Pemuda Muhammadiyah

 

JAKARTA (voa-islam.com)--Satu tahun kasus tewasnya Siyono di tangan Densus 88, menurut Ketum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menjadi bagian terberat dan heroik dari dakwah Muhammadiyah.

"Kasus Ini sekaligus menjadi jumping stone bagi kebangkitan Kokam Pemuda Muhammadiyah memaknai ruhul ikhlas dan ruhul jihad," kata Dahnil dalam rilisnya kepada Voa Islam beberapa waktu lalu, di Jakarta.

Lanjut Dahnil, kasus Siyono menjadi pintu bagi jalan memahami "jeroan" para bandit politik di Indonesia, dalam menggunakan alat negara melakukan stigmatisasi teroris terhadap Islam, demi kekuasaan dan mengejar rente.

"Selama Ini, narasi dan tafsir tunggal siapa teroris hanya ditangan Densus 88. Tangkap. Melawan. Tembak. Mati, berikan sedikit "uang duka" dan itu adalah teroris terkait jaringan bla..bla..bla...tanpa ada upaya hukum untuk menghadirkan keadilan," jelas Dahnil.

Ditangan seorang Busyro Muqqodas, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, kata Dahnil, upaya mencari keadilan bagi Suratmi dan 5 putra-putri Siyono. Berubah menjadi gerakan besar dan membangun kesadaran kolektif tentang pentingya melawan stigma dan penegakan hukum. 

"Ketika negara absen, Komnas HAM meminta bantuan kepada Muhammadiyah, sebagai "Ibu" Negara, Muhammadiyah membantu dan diinisiasilah autopsi terhadap Jenazah Siyono untuk mencari kebenaran," ungkapnya. 

Lalu, sambung Dahnil, proses autopsi melibatkan 9 dokter foreksik Muhammadiyah yang luar biasa ruhul ikhlas dan ruhul jihadnya. Dibantu lebih 1200 Pasukan Kokam Jawa Tengah dan DIY dengan modal tauhid, ilmu dan amal mengawal seluruh proses autopsi dan memastikan keluarga Suratmi agar tidak lagi diteror berbagai pihak yang ingin mengubur fakta kematian Siyono.

Kokam siang malam berjaga dan membantu keamanan dan keselamatan keluarga Suratmi. Dahnil menghaturkan rasa hormat kepada seluruh sahabat Kokam Pemuda Muhammadiyah yang waktu itu terlibat langsung, maupun yang melalui doa dan semangat.

"Kokam sudah menjadi bagian penting dalam hidup saya, selain induk Kokam tentunya, yakni Pemuda Muhammadiyah," katanya.

Dahnil mengaskan, banyak nama yang terlibat dan memberikan inspirasi luar biasa dari kasus Siyono yang tak kunjung tuntas Ini. Tapi, menurutnya, ada 2 nama yang perlu disebutkan tanpa maksud mengecilkan nama lain. Yakni, Suratmi dan Busyro Muqqodas.

"Suratmi memberikan pembelajaran yang luar biasa tentang makna integritas dan kehormatan. Ditengah banyak orang Indonesia tunduk dengan uang dan ancaman. Perempuan kuat Ini, berdiri tegak penuh kehormatan menuntut keadilan. Menolak suap 100 juta, dan menolak kalah dengan ancaman kepala desa dan ancaman lainnya dari berbagai pihak," terang Dahnil.

Sementara, Busyro Muqqodas. Pria yang sejak lama ia kagumi, dan semakin ia Kagumi ketika banyak mendampingi dalam banyak kesempatan. Mantan Ketua KY dan Ketua KPK itu dinilainya berintegritas melangit. Wataknya profetik. Kesederhaannya membumi. Keberaniannya membaja. 

"Ditengah itu semua, pria Ini humoris level bintang 5. Beliau yang menginspirasi dan memimpin upaya mencari keadilan terhadap Suratmi, kami hanya melaksanakan semua instruksi beliau, tekanan dan teror tidak menyurutkan Pak BM, mau ngancam BM hehehe, hidupnya Sudah Bersahabat dengan "teror" sejak muda. Dan Saya banyak belajar dari beliau," ceritanya.

Kini, lanjut Dahnil, kasus Siyono belum tuntas secara hukum. Meskipun, fakta melalui autopsi telah Komnas HAM, Muhammadiyah dan Pemuda Muhammadiyah ungkap, dimana semua yang disebutkan oleh Polisi dan Densus 88 terkait dengan penyebab kematian Siyono semuanya tidak benar. 

Dia berjanji akan tetap menagih Proses hukum Pidana. Apalagi, dugaan suap sebesar 100 juta sudah diserahkan kepada KPK untuk diusut.

"Dan akan segera kita tagih penyelesaiannya untuk mengungkap siapa pemain rente Terorisme selama Ini di Indonesia dan melawan Rancang besar stigmatisasi Terorisme terhadap Islam," pungkas Dahnil. * [Bilal/Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version