JAKARTA (voa-islam.com)--Wakil Ketua GNPF-MUI Ustadz Muhammad Zaitun Rasmin kembali mengingatkan tentang nikmat yang sedang Allah berikan kepada umat Islam di Indonesia saat ini.
Karunia dari Allah yang dimaksud adalah kembali menggeloranya ghirah untuk memperjuangkan kebenaran secara bersama-sama atau berjama’ah.
"Semangat umat Islam kembali membara sejak adanya kasus dugaan penistaan agama. Umat menuntut ditegakkannya keadilan dengan menggelar berbagai aksi damai. Sejak Aksi Damai 411, 212, hingga 212 Jilid II sejatinya adalah wujud perjuangan inkarul munkar dengan suara. Inkarul munkar bil lisan yang diajarkan dalam agama Islam," katanya dalam ceramahnya saat Safari Dakwah GNPF-MUI di Kepulauan Seribu, Jakarta, seperti dijelaskan dalam pers rilisnya, Selasa (14/3/2017).
Ustadz Zaitun meyakinkan para hadirin bahwa terduga penista agama insyallah pasti dihukum. Umat Islam di Indonesia mayoritas sudah sepakat bahwa apa yang dilakukan oleh terdakwa adalah jelas sebuah penistaan yang tidak bisa dipungkiri.
"Namun, di balik itu masih tersisa perjuangan panjang, yaitu mencegah kembalinya penista agama memimpin Jakarta," jelasnya.
Wasekjen MUI Pusat ini mengajak umat untuk mengambil ibrah dari kasus penistaan ini. Banyak pelajaran yang bisa dipetik, yaitu umat Islam kembali mendapat semangat juang yang tinggi. Menurutnya, ini adalah satu nikmat yang harus disyukuri dan tidak boleh disia-siakan.
Bentuk syukur itu adalah dengan melanjutkan perjuangan yang selama ini telah dimulai oleh para ulama. Perjuangan berikutnya adalah berupaya semaksimal mungkin agar jangan sampai terdakwa penista agama ini kembali memimpin ibu kota.
“Kalau kita tidak berusaha maksimal, artinya kita tidak mensyukuri nikmat, kita kufur nikmat. Padahal orang yang kufur nikmat diancam adzab yang pedih,”ucapnya.
Hal ini senada dengan firman Allah dalam Al Quran. ”La in syakartum la aziidannakum wa la in kafartum innaa adzaabii lasyadiid.” Yang artinya: “Sungguh jika kalian bersyukur kepada-Ku maka akan Aku tambah nikmat-Ku bagi kalian, dan jika kalian kufur (nikmat) kepada-Ku maka sesungguhnya adzab-Ku sangatlah pedih.”
"Dan adzab ini bisa menimpa siapa saja dalam skala besar jika umat tidak bisa mensyukurinya," tegas Ustadz Zaitun.
Sekedar diketahui, Para pimpinan GNPF-MUI (Gerakan Nasional Pengawal Fatwa) MUI pada hari Senin, 13 Februari 2017 mengawali safari dakwah di Kepulauan Seribu. Hadir dalam rangkaian safari tersebut diantaranya Ketua Dewan Pembina Habib Rizieq Syihab, Wakil Ketua GNPF-MUI Ust. Muhammad Zaitun Rasmin, KH Misbahul Anam, dll.
Perwakilan dari berbagai ormas dan majelis taklim juga turut menyertai, antara lain FPI, Az Zikra, AQL, Wahdah Islamiyah, dan Lazis Wahdah. * [Bilal/Syaf/voa-islam.com]