View Full Version
Jum'at, 24 Mar 2017

[VIDEO] Pasca Bentrok, Umat Islam Bekasi Mediasi dengan Kepolisian

BEKASI (voa-islam.com)--Aksi unjuk rasa ribuan umat Islam Bekasi yang sempat bentrok dengan aparat kepolisian berakhir dengan mediasi.

Demikian diungkapkan oleh Presidium Kongres Umat Islam Bekasi (KUIB) mewakili aliansi umat Islam Bekasi, Ustadz Bernard Abdul Jabbar.



"Saya tadi sudah bernegosiasi dengan Kapolres Bekasi," kata Ustadz Bernard kepada Voa Islam di depan bangunan Gereja Santa Clara, Jalan Lingkar Utara, Kaliabang, Bekasi Utara, awa Barat, Jumat (24/3/2017).

Menurut Ustadz Bernard, umat Islam Bekasi menuntut agar bangunan gereja Katolik Santa Clara disegel dengan Police Line oleh aparat kepolisian. Sebab, pihak gereja dianggap melanggar kesepakatan bahwa gereja dalam kondisi status quo tidak boleh melakukan aktivitas apapun.

"Perjanjian bulan Desember 2016, gereja status quo tidak boleh dibangun. Sekarang dibangun dibackingi oleh pemkot, ini jelas melanggar perjanjian, bangunan kita minta dipolice line," tegasnya.

Namun, lanjutnya, pihak kepolisian mengaku tidak bisa memenuhi tuntutan untuk memasang police line. Karena, merasa tidak memiliki kewenangan. "Polisi tidak bisa pasang police line, karena bukan wewenang mereka. Mereka bilang ini wewenang Pemkot," jelasnya.

Terkait bentrokan yang terjadi antara umat Islam dan aparat Polisi,Ustadz Bernard menjelaskan bahwa hal itu disebabkan dinamika lapangan, massa yang hadir terlalu banyak, sehingga bergesekan dengan aparat.

Ditambah, situasi massa sedang cukup marah dengan tindakan Santa Clara yang dianggap melanggar perjanjian. Ustadz Bernard sendiri menegaskan agenda demo sejatinya adalah aksi damai, dibuktikan bahwa bentrokan terjadi begitu saja sementara mobil komando baru sampai hendak menggelar orasi. Kendati demikian, ia mengkritik sikap aparat yang cenderung agresif saat merespon kericuhan.

"Tadi saya kritik, Kapolres mengancam mau tambah pasukan untuk hadapi massa. Saya bilang polisi jangan arogan, kalau aparat tambah pasukan. Kita juga siap tambah pasukan umat. Tapi, akhirnya bisa saling mengerti untuk menahan diri," ungkapnya.

Sekadar diketahui, massa umat Islam yang hendak berunjukrasa menolak pembangunan gereja Santa Clara terlibat bentrok dengan aparat kepolisian. Bentrokan menimbulkan korban luka 4 orang dari pihak pendemo.

Dalam aksinya, massa membawa sejumlah spanduk dan pamflet menolak keberadaan gereja Santa Clara. Massa umat Islam sempat bershalawat, berzikir, dan menyanyikan lagu perjuangan. Massa juga sempat shalat Ashar berjamaah di jalan Lingkar Utara.

Sejumlah elemen turut terlibat aksi unjuk rasa diantaranya adalah santri Pesantren At-Taqwa KH. Noer Ali, Pelajar Islam Indonesia (PII), FPI, Jamaah Anshor Syariah, Majelis Silaturahim Umat Islam Bekasi, tim medis GNPF-MUI, KUIB, dan sejumlah majelis taklim di Bekasi. Tidak hanya pria, aksi unjuk rasa juga melibatkan ibu-ibu dan sejumlah remaja putri.

Massa sendiri hingga pukul 16.30 WIB masih medengar orasi para ustadz. Meski direncanakan aka membubarkan diri pada pukul 17.00 WIB. * [Bilal/Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version